Jelang Nyepi, KMHDI Dukung Kota Surakarta Jadi Kota Toleransi
Sabtu, 11 Maret 2023
20:30 WITA
Nasional
1869 Pengunjung
Balai Kota Surakarta
Jakarta, suaradewata.com- Jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945 yang dirayakan oleh umat Hindu pada Rabu, (22/03/2023). Tidak hanya dirasakan di Bali, sebagai daerah dengan mayoritas Hindu di Indonesia. Euforia jelang Nyepi juga dirasakan di Surakarta.
Lewat kebijakannya Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka ikut menyambut Hari Raya Nyepi dengan memasang berbagai ornamen khas Bali di sepanjang jalan Jenderal Sudirman hingga Balai Kota.
Pemerintah Kota Surakarta juga memberi keleluasaan kepada seluruh kelompok masyarakat Surakarta untuk menggunakan Balai Kota sebagai ruang kreativitas. Tahun ini untuk pertama kalinya kawasan Balai Kota Surakarta dihiasi ornamen khas Bali. Hal ini membuktikan bahwa Kota Surakarta sangat menjunjung tinggi toleransi.
Adapun ornamen khas Bali yang identik dengan Hindu tersebut, antara lain: 50 Penjor Bali dan Jawa, Umbul-Umbul 4 warna yang dipasang sepanjang jalan Jenderal Sudirman dan pohon-pohon dipasangkan dengan kain poleng (kotak-kotak berwarna hitam putih). Plaza Balai Kota juga hiasi simbol-simbol Agama Hindu seperti payung/tedung, replika candi Prambanan dan Pura Ulun Danu, Padmasari, Tri Murti dan Dewi Saraswati, Pepajegan, Lampion Swastika, Ongkara, dan Ogoh-Ogoh.
Dalam keterangan tertulisnya, Desak Made Ari Prastiti selaku koordinator BPC KMHDI Surakarta mengaku optimis dengan kegiatan tersebut karena dapat memperkenalkan Hindu lebih luas kepada masyarakat Surakarta dan sekitarnya.
“Apa yang dilakukan oleh Pak Wali Kota adalah wujud nyata menghargai keberagaman yang ada di Kota Surakarta. Hal ini diharapkan menciptakan keharmonisan hubungan antar umat beragama di Kota Surakarta,” kata Desak.
Dalam kesempatan serupa, ia juga mendukung Kota Surakarta sebagai Kota Toleransi di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan yang diambil oleh Wali Kota Surakarta yang memberikan seluruh kelompok ruang seluas-luasnya untuk berekspresi, tanpa melihat latar belakang masyarakat.
“Berangkat dari kebijakan ini, kami sangat yakin bahwa Kota Surakarta dapat meningkatkan indeks toleransi dan menjadi Kota Toleransi di Indonesia. Artinya ke depan Kota Surakarta akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali oleh seluruh warga negara Indonesia,” harap Desak.
Rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi di Surakarta dimulai dengan pemasangan ornamen khas Bali pada hari Rabu, (08/03/2023). Kemudian dilanjutkan dengan puncak perayaan Hari Raya Nyepi pada hari Sabtu, (18/03/2023) di Balai Kota Surakarta dengan menampilkan tarian Bali, seperti Rejang Renteng, Gabyor, Pendet dan dilanjutkan dengan Kirab Ogoh-ogoh sepanjang jalan Jenderal Sudirman Surakarta depan Balai Kota.rls/adn
Komentar