PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

IKN Akan Menjadi Simbol Pluralisme

Minggu, 06 November 2022

14:00 WITA

Nasional

1240 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

IKN Akan Menjadi Simbol Pluralisme

Opini, suaradewata.com - Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menjadi simbol pluralisme. Dengan adanya konsep tersebut, IKN bukan sekadar ibu kota yang canggih, tetapi juga ramah bagi semua kalangan dan semua warga negara.

Ibu Kota Negara Indonesia yang baru sedang dibangun, di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemilihan Kalimantan sebagai lokasi terbaru karena letaknya di tengah-tengah Indonesia sehingga akan terjadi pembangunan yang merata dan berkeadilan. IKN akan menjadi kota yang sangat istimewa karena akan dibangun sebagai wilayah yang berteknologi tinggi sekaligus ramah lingkungan.

Nantinya dalam IKN akan ada berbagai macam penduduk Indonesia yang jadi warganya. Selain rakyat asli Kalimantan (dari Dayak dan Banjar) juga ada warga pendatang dari Jawa, Sunda, dan daerah-daerah lain. IKN menjadi ‘Indonesia mini’ alias tempat berkumpulnya warga negara Indonesia dari berbagai wilayah, dan melebur jadi satu, tetapi tetap rukun dan damai dengan semangat pluralisme yang tinggi.

Marthen Saini, Ketua Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Kutai Kartanegara, menyatakan bahwa IKN Nusantara akan menjadi simbol pluralisme dan keberagaman suku bangsa di Indonesia. Masyarakat Kalimantan Timur sangat terbuka, plural, dan toleran terhadap berbagai budaya di negeri ini. Kalimantan Timur juga jadi wilayah yang menjunjung tinggi toleransi, baik agama maupun suku bangsa.

Dalam artian, IKN akan menjadi simbol pluralisme karena masyarakatnya bukan hanya orang Dayak atau Banjar. Namun juga ada suku-suku lain misalnya Jawa, Sunda, Toraja, dll. Mereka adalah pendatang yang datang ke IKN karena ikatan dinas dan disambut baik oleh masyarakat asli Kalimantan Timur sebagai tuan rumah.

Pluralisme terbangun karena sebelumnya di Kalimantan Timur sudah ada berbagai suku, misalnya Kutai, Dayak Kenyah, Banjar,  dan lain-lain. Mereka saling menghormati walau suku dan keyakinannya berbeda. Kemudian, ketika ada pendatang dari DKI Jakarta yang merupakan suku Betawi, Jawa, Sunda, dll, mereka menyambut dengan sangat baik, karena menyadari bahwa perbedaan itu indah.

Di IKN Nusantara akan terbentuk pluralisme karena masyarakatnya menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak suku dan keyakinan yang berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar motto yang dihafalkan, tetapi juga diterapkan. Dengan persatuan maka pluralisme dan toleransi akan terbentuk dan masyarakat akan hidup dengan damai.

Masyarakat yang statusnya pendatang di IKN Nusantara tidak usah takut jika pindah ke Kalimantan. Gesekan antara pendatang dan penduduk asli tidak akan terjadi, karena sudah diatur oleh pemerintah / otorita IKN. Kendati demikian, setiap pihak perlu mengedepankan toleransi dan semangat persatuan.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, menyatakan bahwa di Kalimantan Timur tidak pernah ada konflik SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan). Warga Kalimantan Timur selalu terbuka kepada para pendatang sejak dahulu kala dan provinsi ini adalah wilayah yang paling damai.

Dalam artian, IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan menjadi tempat yang menjunjung tinggi pluralisme. Penyebabnya karena masyarakatnya sangat ramah kepada para pendatang. Tidak akan ada konflik antara pendatang dan penduduk asli, misalnya karena berebut lapangan pekerjaan. Masyarakat asli IKN menyadari bahwa rezeki sudah diatur oleh Tuhan dan tidak perlu berebut sampai menimbulkan pertikaian.

Pluralisme harus dijunjung tinggi karena nanti jika IKN Nusantara sudah selesai pembangunanya dan mulai dihuni, masyarakatnya akan beragam. Penduduknya tak hanya dari Dayak, Kutai, Banjar, atau suku-suku lain di Kalimantan. Namun juga dari Jawa, Sunda, dan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

Para pendatang berasal dari DKI Jakarta yang pindah karena berdinas di Kementerian/ Lembaga negara atau dari daerah lain yang sengaja pindah untuk mencari pekerjaan. Mereka akan bergaul dengan penduduk asli dengan damai karena menyadari bahwa Indonesia adalah satu. Jika ada perbedaan suku dan keyakinan maka tidak akan dipermasalahkan.

Selain menjunjung tinggi pluralisme, maka masyarakat di IKN Nusantara juga penuh toleransi. Penduduknya memiliki keyakinan yang berbeda-beda tetapi tidak akan menimbulkan konflik. Malah nantinya akan ada kerja sama di antara mereka, dan murni bisnis, tidak memandang keyakinannya apa. Satu sama lain saling menghormati dan tidak mengejek jika ada yang rajin beribadah di rumah ibadahnya.

IKN Nusantara akan jadi simbol pluralisme karena masyarakatnya terdiri dari suku yang beragam dan keyakinannya berbeda-beda. Perbedaan ini tidak dipermasalahkan karena mereka sadar bahwa menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi adalah sebuah keharusan. Perdamaian akan terjadi karena tidak ada konflik tajam antara penduduk yang berstatus pendatang, dengan para penduduk asli Kalimantan.

Bimo Ariyan Beeran, Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara


Komentar

Berita Terbaru

\