PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Harga BBM Naik, Nelayan Serangan Semakin Terlilit Hutang

Minggu, 04 September 2022

16:05 WITA

Denpasar

1415 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Ketua kelompok Nelayan Santi Baruna Lestari, Nyoman Suwana saat ditemui di Posko Kelompok Nelayan Santu Baruna Lestari, bertempat di Serangan, Denpasar, Sabtu (03/09/2022). poto : buma/sd

Denpasar, suaradewata.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mendapat penolakan dari nelayan yang berada pulau Serangan, Denpasar. Para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Santi Baruna Lestari ini menganggap kenaikan BBM akan  mengancam kesejahteraan nelayan.

Ketua kelompok Nelayan Santi Baruna Lestari, Nyoman Suwana, mengatakan, kenaikan BBM tidak hanya memberatkan nelayan dari segi pembiayaan untuk melaut akan tetapi berdampak pada kehidupan sehari hari dengan terbebaninya mengantar anak kesekolah dan keseharian lainnya. sedangkan untuk pergi melaut para nelayan membutuhkan minyak dengan jumlah yang besar.

“Kalau kami disini untuk sekali melaut itu paling tidak kami memerlukan petralite sebanyak 3 liter. Kalau mau lebih jauh melaut itu butuh lebih banyak petralite lagi,” terang Nyoman Suwana, saat ditemui di Posko Kelompok Nelayan Santu Baruna Lestari, bertempat di Serangan, Denpasar, Sabtu (03/09/2022).

Saat melaut, para nelayan tidak bisa mengetahui apakah hasil tangkapanya banyak atau sedikit. Serta apakah modal yang dikeluarkan diawal untuk membeli BBM, makanan, dan minuman sebagi bekal untuk melaut berhasil ditutupi dengan hasil tangkapan laut nantinya.

“Penghasilan nelayan itu belum pasti ditambah dengan cuaca terkadang tidak menentu. Kalau banyak ikan yang didapat ya banyak, kalau tidakk ya tidakk. Tapi kami (nelayan) paling minim harus mengeluarkan modal 60 ribu untuk bisa melaut. Contoh pakai beli minyak, makanan, dan minuman,” Nyoman Suwana.

Oleh karena itu, menurut Nyoman Suwana, kenaikan harga BBM jelas terasa memberatkan para nelayan. Terlebih menurutnya, kondisi ekonomi masih belum pulih seutuhnya dan memukul daya beli masyarakat dan pada akhirnya berimbas juga terhadap nelayan.

“Saat Pandemic Covid-19 nelayan disini berhutang dahulu untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dan untuk menutupi hutang saat ini malah ditambah masalah baru yaitu kenaikan BBM. Hasil laut disini masih bagus, tapi ketika nelayan banyak mendapat ikan siapa yang mau beli begitu,” ungkap  Nyoman Suwana.

Nyoman Suwana berharap, dengan kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah, nelayan harus diberikan bantuan berupa potongan harga ketika membeli BBM agar lebih murah dan bisa dijangkau. Sehingga nelayan bisa tetap melaut dan mencari ikan.

“Pada pointnya dengan BBM yang naik, kami dari nelayan berharap agar pemerintah memberikan bantuan agar kami bisa tetap menjalankan aktivitas untuk melaut,” terang Nyoman Suwana. bay/red


Komentar

Berita Terbaru

\