PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

PPKM Berhasil Menurunkan Angka Kematian Akibat Covid-19

Jumat, 03 September 2021

20:05 WITA

Nasional

1834 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Opini, suaradewata.com - PPKM adalah program yang terbukti berhasil, karena menurunkan angka pasien Corona sekaligus angka kematian akibat penyakit mengerikan ini. Namun kita tidak boleh lengah dan meninggalkan protokol kesehatan karena saat ini masih masa pandemi.

Corona adalah penyakit paling populer sekaligus paling dihindari 2 tahun ini, dan pandemi Covid-19 bagaikan mimpi buruk yang ingin segera diakhiri. Untuk meminimalisir penularan Corona maka pemerintah memberlakukan PPKM sejak awal juli 2021. Program ini terus diperpanjang karena merupakan hasil evaluasi, dan keadaan dinilai belum 100% kondusif.

Akan tetapi ada kabar baik karena hasil dari perpanjangan PPKM berbuah sangat manis. Menurut data Tim Satgas Covid, angka kematian akibat Corona menurun jadi hanya kisaran 3%, dan sejak 10 hari lalu yang kehilangan nyawa tidak sampai 1.000 orang per harinya. Hal ini membuktikan efektivitas PPKM, jadi seandainya program ini diperpanjang lagi, jangan ada yang mengeluh.

Ketika angka kematian akibat Corona dan jumlah pasien Covid menurun, maka wajar jika PPKM diperpanjang lagi. Penyebabnya karena diharap dengan adanya perpanjangan program ini, angka kematian bisa turun jadi 0% alias tidak ada yang kehilangan nyawa akibat Corona. Semoga juga tidak ada lagi penularan virus Covid-19 dan kita bisa bebas dari masa pandemi secepatnya.

Turunnya angka kematian terjadi karena banyak pasien yang sembuh dan akhirnya bisa keluar dari Rumah Sakit. Ketika PPKM tingkat keterisian bed di RS turun drastis, dari kisaran 90% jadi 60%-an saja, sehingga pasien Corona bisa mendapatkan kamar dengan mudah. Berbeda dengan beberapa bulan lalu ketika pasien membludak dan akhirnya banyak yang memilih untuk isolasi mandiri.

Padahal isolasi mandiri harus sesuai dengan standar dari Kementrian Kesehatan. Dalam artian tidak hanya mendekam di rumah selama minimal 14 hari, tetapi di rumah juga masih pakai masker (yang diganti 4 jam sekali), rajin cuci tangan, dan minum obat serta vitamin secara teratur. Bahkan untuk kamar mandi pasien Corona saat isoman juga wajib dipisahkan dari anggota keluarga yang sehat, agar meminimalisir penularan.

Ketika ada yang isolasi mandiri (dengan terpaksa karena tidak mendapatkan bed di Rumah Sakit), tetapi tidak sesuai dengan standar Kemenkes, maka staminanya bisa turun, apalagi ketika ia ternyata punya komorbid alias penyakit bawaan. Saat imunitasnya turun maka ia bisa dengan mudah kehilangan nyawa akibat Corona, apalagi ketika tubuhnya belum mendapatkan vaksinasi.

Oleh karena itu saat PPKM diperketat dan mengakibatkan BOR (tingkat keterisian ranjang di RS) menurun, maka pasien yang kondisinya parah bisa rawat inap dan tidak terpaksa isolasi mandiri. Sehingga ia bisa mendapatkan perawatan yang intensif dari para tenaga medis dan akhirnya sehat. Ia juga selamat dari kemungkinan terburuk alias kehilangan nyawa.

PPKM bisa terus diperpanjang ketika jumlah pasien Corona masih di atas 5.000 orang per harinya dan tingkat kematian masih di kisaran 3%. Kita wajib legowo seandainya program ini dilanjutkan lagi satu minggu ke depan, karena diharap akan menurunkan lagi tingkat kematian akibat Corona. Kita tentu tidak mau tertular virus Covid-19 dan akhirnya meninggal dunia, bukan?

PPKM sangat efektif dalam menurunkan tingkat kematian akibat Corona dan ini sangat disyukuri karena menandakan banyak pasien yang akhirnya sehat kembali. Masyarakat juga sudah bisa tertib dalam menaati berbagai aturan dalam PPKM. Saat PPKM diperpanjang maka jangan mengeluh karena program ini dibuat demi keselamatan bersama.

Oleh : Zakaria )*

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini


Komentar

Berita Terbaru

\