PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Sejarah Berdirinya Pasar Blahbatuh yang Ludes Terbakar

Kamis, 17 Juni 2021

18:05 WITA

Gianyar

2205 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Gianyar, suaradewata.com – Pasar Blahbatuh yang ludes terbakar, Selasa (15/6) lalu, ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk diulas. Sejarah Pasar Blahbatuh diceritakan oleh panglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Alit Kakarsana.

Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh ini menceritakan, sebelum ada pasar di lokasi saat ini, pada tahun 1958, pasar Blahbatuh berlokasi di telajakan halaman Puri Ageng Blahbatuh. Lantaran kondisi pasar semakin ramai dan ramai maka dipindahkan ke barat daya puri yakni di lokasi saat ini. Sepengetahuannya sebagai penglingsir Puri, Pasar dipindah ke lokasi saat ini sekitar tahun 1987.

Lebih lanjut Gung Alit, menuturkan, awal-awal zaman kemerdekaan. Puri Blahbatuh memang dijadikan sebagai pusat  fasilitas umum untuk masyarakat oleh pemerintah kala itu. Termasuk pusat perekonomian masyarakat yakni pasar Blahbatuh dimana menggunakan lahan telajakan puri. "Dulu leluhur merintis pasar, namanya tenten, lokasinya sesuai dengan palemahan puri dimana pura melanting itu ada di barat daya puri," ujarnya.

Namun tahun 1958 pasar Blahbatuh dipindahkan ke telajakan halaman barat puri, karena kondisi pasar tenten saat itu sudah tidak layak. Pada tahun 1987, karena situasi pasar mulai ramai. Atas usulan dari desa dengan pemerintah kabupaten kala itu. Dipindahlah ke lokasi sekarang. Setelah pasar dibangun, Tanah telajakan puri kembali dimanfaatkan puri. 

Sementara setelah pasar dipindah ke lokasi saat ini, Peran Puri tidak hilang begitu saja, sebab masih ada lahan '”duwe” (warisan,-red) sekitar 10 are lebih yang dipakai pemeritah sebagai pasar. Termasuk sejumlah tempat penunjung fasilitas umum. "Tyang masih ingat sekali bagaimana pihak desa dan pemerintah kala itu rapat di puri untuk diberikan hak guna pakai sejumlah lahan puri untuk dijadikan fasilitas umum," jelasnya.

Disinggung terkait status, lahan saat ini, Agung Kakarsana mengatakan hal tersebut masih dikomunikasikan pemerintah. "Terkait lahan dulu hanya diberikan hak pakai saja. Tugu pahlawan, Pasar sekarang setengah, SMP Negeri. Karena pemerintah dulu belum ada lokasi strategis, dan tidak ada anggaran pembebasan lahan. Maka diberikan karena puri juga merasa harus mengayomi masyarakat," pungkas Gung Alit. gus/ari


Komentar

Berita Terbaru

\