Pariwisata Bali Diyakini Segera Bangkit, Pemangku Kepentingan Diminta Lakukan Pembenahan
Jumat, 07 Februari 2020
22:40 WITA
Bangli
2274 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com - Berbagai upaya dilakukan oleh para pemangku kepentingan untuk menanggulangi wabah virus Corona yang menghentak terutama sektor pariwisata saat ini. Salah satu bentuknya, dengan menyelenggarakan forum sarasehan untuk membincangkan wabah virus Corona serta dampaknya bagi sektor pariwisata khususnya di Bali. Kegiatan sarasehan tersebut digagas oleh sebuah organisasi yang memiliki kepedulian terhadap sektor pariwisata yang bernama Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Bali.
Selain membincangkan dampak wabah virus Corona terhadap pariwisata khususnya di Bali, kegiatan sarasehan tersebut juga mencoba mencari solusi atas wabah virus Corona. Bahkan lebih jauh kegiatan sarasehan mempunyai keinginan untuk mewujudkan pariwisata yang tangguh menghadapi berbagai tantangan seperti wabah virus Corona dan mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Jadi alih-alih menambah rasa khawatir akan dampak virus Corona terhadap pariwisata di Bali, kegiatan sarasehan ini ingin mencari solusi atas persoalan virus Corona serta ikut menyebarluaskan informasi yang konstruktif dan menyejukkan tanpa mengurangi kewaspadaan pada penanganan virus Corona.
Kegiatan sarasehan digelar di Toya Devasya Natural Hot Spring, Jumat (07/02/2020). Tak tanggung-tanggung, narasumber yang dihadirkan, diantaranya Ibu Sun Li Hua (istri Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok), DR. Made Mangku Pastika (Anggota DPD Bali dan Mantan Gubernur Bali), Trisno Nugroho (Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali), dan Ir. Putu Astawa, M.Si (Kepala Dinas Pariwisata Propinsi Bali). Juga hadir dalam kegiatan sarasehan ini Bapak Agus Maha Usada (Ketua Nawa Cita Pariwisata Indonesia di Bali) serta DR. I Ketut Mardjana, Ketua PHRI kabupaten Bangli, pendiri Toya Devasya Natural Hot Spring sebagai tuan rumah.
Sun Li Hua memaparkan langkah-langkah cepat Pemerintah Tiongkok menangani wabah virus Corona. Mulai dari mencegah penularan antar manusia, menutup kota Wuhan sebagai tempat awal mula virus Corona. Pemerintah China juga secara resmi mengeluarkan larangan warga negaranya berpergian keluar negeri serta untuk penderita dirawat di rumah sakit khusus penderita virus Corona dalam waktu yang singkat. "Penanganan wabah virus Corona oleh pemerintah China telah memenuhi standar penanganan wabah penyakit menular yang ditentukan WHO," ungkapnya. Kemajuan dalam penanganan wabah virus Corona oleh pemerintah Tiongkok juga disebutkan oleh Ibu Sun Li Hua terlihat dari sudah tertanganinya pasien dengan baik dan bisa disembuhkan.
Sedangkan Made Mangku Pastika sebagai wakil rakyat Bali di Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) mengajak semua pihak agar bersikap tenang, jernih dan jangan paranoid menyingkapi wabah virus Corona. Bapak Mantan Gubernur Bali dan dikenal fasih berbahasa Mandarin ini, lebih jauh juga mengajak pemangku kepentingan untuk memanfaatkan masa jeda wisatawan Tiongkok ini dengan melakukan berbagai pembenahan. “Kita perbaiki aturan yang terkait wisatawan Tiongkok, fasilitas dan infrastruktur termasuk pembenahan SDM agar bisa berbahasa Tiongkok dengan fasih”, ujar Pastika. Menurut Pastika nantinya ketika kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia dan Bali khususnya bangkit kembali, pemangku kepentingan pariwisata sudah siap dan lebih baik dalam melayani wisatawan Tiongkok.
Sementara Kadisparbud Bali, Putu Astawa lebih banyak memaparkan upaya pemerintah propinsi Bali mencegah dampak wabah virus Corona terhadap sektor pariwisata Bali. Putu Astawa juga menyinggung surat edaran Wakil Gubernur kepada para pelaku wisata agar tidak mengenakan biaya pembatalan bagi travel agent yang sudah memesan akomodasi ataupun wahana permainan di Bali untuk wisatawan China. Pemerintah propinsi Bali menurut Putu Astawa meminta kepada pelaku wisata agar down payment bisa digunakan dalam kunjungan selanjutnya setelah wabah virus Corona berakhir. Lebih jauh Putu Astawa mengajak semua komponen pariwisata di Bali untuk bahu membahu menghadapi wabah virus Corona sehingga pariwisata Bali bisa segera bangkit kembali.
Pihak Bank Indonesia yang diwakili kepala perwakilan Bali, Bapak Trisno Nugroho siap membantu para pelaku sektor pariwisata untuk mampu bertahan disaat krisis akibat dampak virus Corona. Pihaknya siap jika diminta untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu untuk membantu mencari solusi atas dampak virus Corona pada sektor bisnis pariwisata di Bali. Lebih lanjut Trisno Nugroho mengajak para pelaku pariwisata untuk menjadikan masa lesunya kunjungan wisatawan terutama wisatawan Tiongkok untuk membenahi manajemen usahanya sehingga saat situasi kunjungan wisatawan Tiongkok kembali menggeliat bisa lebih baik dalam menjalankan bisnisnya.
Disisi lain, DR. I Ketut Mardjana selaku Ketua PHRI kabupaten Bangli menyambut baik kegiatan sarasehan terkait wabah virus Corona dan dampaknya bagi pariwisata di Bali. Sebagai informasi, Toya Devasya Natural Hot Spring yang dirintis oleh DR. I Ketut Mardjana adalah satu destinasi favorit wisatawan Tiongkok. Berbagai fasilitas mulai dari Villa, Restaurant, Spa, Watersport dan hot springnya menjadi magnet kedatangan wisatawan Tiongkok ke Kintamani. “Walaupun kami terdampak kuat oleh wabah virus Corona, namun kami yakin akan mampu bangkit bersama-sama pemangku kepentingan pariwisata lainnya. Kami juga mengapresiasi langkah pemerintah Tiongkok dan pemerintah Indonesia dan Bali menangani wabah virus Corona”, kata Mardjana. Namun sebagai pelaku pariwisata, Mardjana meminta pemerintah serius menggarap wisatawan domestik. Salah satu tantangan yang perlu diperhatikan adalah harga tiket pesawat yang mahal sehingga mengurangi animo masyarakat untuk berliburan jauh.
Semua pemrasaran dan peserta yang hadir dalam sarasehan dampak virus Corona terhadap pariwisata Bali sepakat bahwa pemangku kepentingan pariwisata perlu tenang dan jernih menyingkapi wabah virus Corona. Para pemrasaran juga menyiratkan sikap optimis bahwa pariwisata Indonesia dan Bali akan mampu bangkit dari penurunan kunjungan wisatawan Tiongkok akibat wabah virus Corona. Berbagai kasus seperti flu burung, flu babi bahkan Bom Bali pernah menghentak dan membawa dampak penurunan wisatawan, namun pariwisata khususnya di Bali mampu bangkit kembali. Namun semua pihak juga sepakat untuk masa ketiadaan kunjungan wisatawan Tiongkok dimanfaatkan untuk membenahi berbagai sarana pendukung sehingga pariwisata Bali semakin baik dan berkelanjutan. ard/ari
Komentar