PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

PDAM Gianyar Gandeng Kejari Gianyar Tindak Penunggak Layanan Air

Jumat, 30 Agustus 2019

00:00 WITA

Gianyar

2340 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Gianyar, suaradewata.com - PDAM Gianyar akan mulai memberikan tindakan tegas bagi pelanggan yang menunggak pembayaran hingga dilakukan pencabutan meter air pelanggan. Tidak tanggung-tanggung, PDAM menggandeng Kejaksaan Negeri (Kejari) Gianyar untuk menangani pelanggan yang memilik hutang sebelum pemutusan layanan air dari PDAM.

Direktur Utama PDAM Gianyar, Made Sastra Kencana, mengatakann dari data yang dimiliki PDAM Gianyar, ada 1.525 pelanggan yang menunggak pembayaran sehingga dilakukan pemutusan layanan sejak 2017 lalu. “Jumlah yang menunggak ada yang ratusan ribu hingga jutaan ,” jelas Sastra Kencana, Jumat (30/8).

Dari ribuan penunggak, jumlah yang belum piutang PDAM Gianyar total mencapai Rp 1,1 miliar. “Total tunggakan sangat besar. Bagi yang membayar tunggakan, nantinya dana tersebut akan kami alokasikan untuk operasional,” jelasnya.

Sastra menambahkan, PDAM telah memberikan Surat Kuasa Khusus (SKK) kepada Kejari untuk menangani pelanggan yang membandel. “Dari ribuan pelanggan, tahap awal diambil 20 sambungan saja. Kedepan semuanya akan dilakukan yang sama secara bertahap, sehingga piutang PDAM dapat dinolkan,” ujarnya.

Surat yang dikirim Kejari kepada penunggak air untuk memanggil para penunggak. “Mereka dipanggil, dimintai keterangan. Kemudian diingatkan diberi waktu 5 bulan untuk menyelesaikan pembayaran,” bebernya.

Sementara itu, Direktur Umum, Nyoman Darmadiasa, menambahkan, pelanggan yang menunggak itu terbagi menjadi beberapa pelanggan. Yakni pelanggan rumah tangga dan pelanggan niaga. “Permasalahan yang muncul, pelanggan rumahan itu membuat sumur di rumahnya, jadi tidak pakai PDAM lagi,” jelasnya.

Ada juga pelanggan PDAM yang beralih ke PAM desa. Sedangkan, untuk pelanggan niaga, kemungkinan perekonomian mereka sedang seret. “Dulu, ketika usahanya maju, mencari sambungan sampai 3. Sekarang mungkin karena sepi, jadi yang 2 diputus. Mereka pakai 1 saja. Nah, ini yang masalah biasanya,” pungkasnya.  gus/ari


Komentar

Berita Terbaru

\