PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Temuan Sarkofagus di Keramas, Menambah Koleksi BPCB Bali

Rabu, 02 Januari 2019

00:00 WITA

Gianyar

2879 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Gianyar, suaradewata.com - Sarkofagus yang ditemukan di areal sawah Subak Amping Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh (25/12/2018), sudah dikonservasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali di Jalan Raya Tampaksiring, Desa Bedulu, Blahbatuh. Sarkofagus dengan panjang 111 cm dan lebar 64,5 cm ini akan menambah koleksi Museum Arkeologi Gedong Arca yang dikelola oleh BPCB Bali.

“Karena kondisinya pecah pada bagian atas dan masih kotor, kami lakukan perawatan dengan konservasi. Kami punya lab,” jelas Kepala BPCB Bali, I Wayan Muliarsa saat ditemui Rabu (2/1) kemarin.

Di dalam sarkofagus ini, pihaknya juga menemukan fosil, tulang belulang, dan bekal kubur berupa perhiasan gelang atau cincin berbahan perunggu. “Sayangnya, kami temukan dalam kondisi tidak asli. Karena bagian atas retak kena alat berat, dan sudah dipindah dari posisi semula ditemukan. Isi dalamnya sudah campur aduk, sehingga cukup sulit menemukan fakta-fakta terkait,” jelasnya didampingi Kepala Seksi Perlindungan dan Pengembangan BPCB Bali, Komang Anik Purniti beserta jajaran.

Namun demikian, beberapa isian sarkofagus telah berhasil dipilah dan dipilih. Seperti diantaranya tulang bagian tubuh yang sudah rapuh, bagian gigi yang diperkirakan merupakan gig orang dewasa, serta bekal kubur. Dengan kapasitas sarkofagus yang sempit, diperkirakan cara penguburan jenazah pada zaman itu dilipat atau ditekuk, seperti posisi bayi dalam kandungan. Pasca temuan, BPCB pun fokus melakukan pelestarian. Sedangkan untukpenelitian di lokasi, dikoordinasikan dengan Balai Arkeologi. Untuk memastikan jenis kelamin, usia dan fakta-fakta lain terkait jenazah yang dikubur dalam sarkofagus ini, BPCB berencana melakukan tes DNA. “Tapi itu prosesnya cukup panjang, dengan mengirim beberapa sampel gigi maupun tulang ke Jakarta,” jelasnya.

Sembari berproses, sarkofagus ini pun akan menjadi tambahan koleksi museum. Dari awalnya sebanyak 32 sarkofagus, kini menjadi 33 buah sarkofagus yang ditemukan dan dikumpulkan sejak tahun 1970an hingga saat ini. “Sarkofagus memang jadi koleksi unggulan disini. Bahkan salah satunya, sempat pameran selama setahun di Eropa sekitar tahun 2017 lalu,” ungkapnya. Koleksi sarkofagus Museum inipun cukup beragam dari seluruh wilayah di Bali. Ada yang berbentuk alat vital perempuan (vagina, red), kura-kura, kotak dan polos. Dari 33 koleksi itu, temuan di wilayah Desa Keramas cukup banyak yakni mencapai 16 sarkofagus. Diperkirakan, wilayah Keramas yang berdekatan dengan pantai itu sudah menjadi kawasan pemukiman pada jaman purbakala. “Kami yakin di wilayah Keramas itu masih ada sarkofagus lain. Tercatat sejak tahun 1970an, sudah 16 yang ditemukan dari satu desa itu saja. Tapi memang lokasinya tersebar. Kemungkinan ada pemukiman pada zaman megalitikum, jaman pra sejarah sebelum masuknya agama Hindu,” jelasnya. gus/ari


Komentar

Berita Terbaru

\