PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Jelang Pensiun, Gatot Diminta Tak Buat Keputusan Strategis

Selasa, 05 Desember 2017

00:00 WITA

Nasional

2868 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Jakarta, suaradewata.com - Dukungan dari kalangan parlemen dan elemen masyarakat sipil atas penunjukkan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Marsekal Hadi Tjahjanto oleh Presiden Joko widodo (Jokowi) merupakan indikator kepercayaan publik pada Hadi Tjahjanto untuk memimpin korps TNI mewujudkan TNI yang bersih dan profesional. Maka sudah selayaknya pula korps TNI, termasuk Panglima TNI Gatot Nurmantyo pun mendukung langkah politik Presiden Jokowi sebagai Panglima Tertinggi TNI. Hal itu disampaikan Ketua SETARA Institute, Hendardi dalam siaran persnya, Selasa (5/12).

Menurutnya, rotasi antarmatra TNI untuk posisi Panglima TNI telah terbukti mampu menjadi instrumen menjaga soliditas TNI pada masa kepemimpinan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Karenanya konvensi ketatanegaraan itu perlu diteruskan. Pilihan atas KSAU sebagai calon pengganti Panglima TNI adalah langkah tepat.

Mengenai momentum pengusulan Panglima TNI secara normatif adalah hal biasa, karena Panglima yang saat ini menjabat telah memasuki masa persiapan pensiun. “Dengan demikian, proses pengusulan ini bukanlah hal yang istimewa. Justru pengusulan pada awal Desember ini menjawab kemungkinan proses di DPR yang membutuhkan waktu memadai untuk melakukan fit and proper test,” kata Hendardi. 

Sejalan dengan pengajuan calon Panglima TNI ini pula, maka secara etika kepemimpinan, Panglima yang saat ini menjabat sebaiknya tidak mengambil keputusan-keputusan strategis, seperti melakukan mutasi dan rotasi jabatan dan menyusun rencana-rencana yang tidak akan lagi bisa dilaksanakan.

Sebagaimana diketahui, pada Senin (4/11), Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan berencana melibatkan ormas-ormas dalam melakukan pengamanan Pilkada 2018. “Hal ini sebaiknya tidak perlu lagi dilakukan, apalagi pengamanan Pilkada bukanlah tugas utama TNI dan ormas-ormas yang justru akan menyuburkan vigilantisme,” katanya. 

 

 

sumber : jawapos.com


Komentar

Berita Terbaru

\