PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Pengungsi Gunung Agung Kembali ke Pengungsian di Sutasoma

Senin, 27 November 2017

00:00 WITA

Gianyar

3160 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suara dewata

Gianyar,suaradewata.com - Pasca erupsi Gunung Agung, Posko pengungsi di Lapangan Sutasoma, Sukawati kembali didatangi para pengungsi asal Karangasem. Sekitar 74 orang yang datang bertahap secara mandiri sejak Minggu (26/11) sore. Hingga Senin (27/11) tercatat sekitar 176 jiwa pengungsi, dari sebelumnya hanya tersisa 102 jiwa.

Salah satu pengungsi, Wayan Alit asal Banjar Sukan Desa Menanga, Besakih mengaku datang ke posko pada Senin dini hari pukul 02.00 wita. Ia pergi mengungsi bersama 5 keluarganya yang lain. “Saya kesini bawa dua sepeda motor. Masing-masing bonceng 2. Pagi-pagi buta, karena takut denger suara gemuruh dan hujan abu cukup tebal,” jelasnya. Dijelaskan bahwa rumahnya hanya berjarak 7 kilometer dari puncak Gunung Agung. Sehingga jika terjadi letusan maupun aliran lahar, akan melintasi rumahnya. “Kami sangat takut kalau tetap tinggal di rumah,” ujarnya.

Sebelumnya, Wayan Alit sempat mengungsi di GOR Kubu Bangli. Namun memilih pulang ketika hari raya Galungan. Ia dan keluarganya sempat selama 2 minggu berada di kampung, sebelum akhirnya kembali mengungsi pasca letusan Gunung Agung. “Dua mingguan kami di rumah, sudah terbiasa dengan gempa. Tapi kondisinya kali ini beda, sudah meletus dan hujan abu. Jadi mau tidak mau harus ngungsi,” terangnya.

Hal lain yang menyebabkan ia mengungsi karena sudah menghirup bau belerang yang menyengat. “Bau belerang keras tercium. Kami juga takut, kalau hirup itu bisa berbahaya. Makanya, selamatkan diri dan pilih mengungsi,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata untuk penanganan pengungsi Gunung Agung, telah memerintahkan jajarannya melakukan penanganan prima terhadap pengungsi, terutama terkait makanan. “Jangan sampai ada makanan yang kadaluarsa di pengungsian,” katanya.

Sementara terkait hewan ternak yang dibawa pengungsi, Bupati Gianyar menyampaikan sudah berkoordinasi dengan pengusaha lokal untuk menampung hewan ternak milik pengungsi. “Kami siap menampung termasuk hewan ternaknya, sudah saya koordinasikan pengusaha jual beli sapi, dibeli dengan harga normal dan nanti di jual ke Pasar Beringkit,” ujarnya.

Disinggung dari segi pendanaan jangka panjang untuk menangani pengungsi, Bupatiini mengaku sudah memasukan anggaran pada APBD 2018. “Rp. 10 Miliar sudah disiapkan untuk ini, ini tentang human (kemanusiaan, red), ini kesempatan untuk berbuat baik,” tegasnya. gus/ari


Komentar

Berita Terbaru

\