Kunjungi Pengungsi di Padang Bai, Bupati Mas Sumatri Apresiasi Pemberdayaan Pengungsi
Minggu, 15 Oktober 2017
00:00 WITA
Karangasem
3077 Pengunjung
suaradewata.com
Karangasem, suaradewata.com - Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri, Minggu (15/10/2017), mengunjungi ribuan pengungsi di Posko Pengungsian Balai Masyarakat Padang Bai. Tiba dipoosko pengungsian ini Bupati yang didampingi oleh sejumlah kepala OPD dilingkungan Pemkab Karangasem, langsung disambut antusias oleh warga di pengungsian. Setelah berdialog dengan relawan di posko ini, Bupati lalu membaur dan berusaha menghibur anak-anak dipengungsian ini sembari membagikan mainan dan makanan ringan.
Seluruh pengungsi di posko pengungsian ini memang mendapatkan perhatian yang cukup bagus dari masyarakat dan pengusaha di Padang Bai. Bahkan sebagian pengungsi banyak dipekerjakan di pelabuhan oleh pengusaha dan masyarakat setemapat. Dan ini cukup membantu pengungsi karena selama 26 hari mengungsi mereka nyaris kehilangan penghasilan.
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan pengusaha di Padang Bai ini mendapat apresiasi dari Bupati. Kepada wartawan, Bupati Mas Sumatri menjelaskan jika sampai saat ini kondisi 138.000 jiwa pengungsi di 412 titik pengungsian yang tersebar di 9 kabupaten/kota di Bali masih kondusif. Khususnya di Posko Pengungsian, Padang Bai, pihanya merasa bersyukur sebagaian besar pengungsi sudah diberdayakan oleh masyarakat dan pengusaha setempat, sehingga para pengungsi tidak jenuh dan memiliki penghasilan.
Menurutnya secara umum yang menjadi persoalan saat ini adalah keberlangsungan logistik para pengungsi untuk jangka panjang, jika erupsi Gunung Agung benar-benar terjadi. “Untuk kebutuhan logistik untuk jangka pendek sampai saat ini sudah tertanggulangi dengan baik. dan saya atas nama masyarakat dan Pemerintah Karangasem, mengucapkan terimakasih kepada seluruh donatur yang selama ini sudah membantu masyarakat kami yang mengungsi,” ungkap Bupati.
Sedangkan untuk kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang sudah dipikirkan oleh Pemerintah Provinsi dan Pusat. Selain itu untuk layanan kesehatan dan pendidikan anak-anak di pengungsian juga sudah tertangani dengan baik, dan pihaknya memastikan seluruh siswa di pengungsian bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tercatat ada sebanyak dari 20.788 siswa yang mengungsi, dengan rincian 13.000 orang siswa SD, dan 7000 orang siswa SMP. Dan untuk pembelajaraan sudah diatur memalui komunikasi dengan Provinsi yakni ada kelas pagi, siang dan jika memungkinkan juga ada kelas sore.
Kekhawatiran lain yang diungkapkan oleh para pengungsi di 412 titik, yang pertama penghasilan mereka nol dan mereka juga memiliki beban hutang piutang baik di Bank maupun terkait tagihan PLN dan PDAM. “Dan itu telah dilaporkan kepada kami melalui Posko Induk Tanah Ampo. Jadi semua itu yang mampu menjawab adalah Gubernur dengan dikeluarkannya kartu identitas pengungsi,” sebutnya.
Terkait dengan perayaan galungan dan kuningan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan bersabar serta merayakannya seperti biasa. Namun tetap meningkatkan kewaspadaan, jika terjadi sesuatu agar sesegera mungkin mengungsi ketempat yang aman. nov/rls/ari
Komentar