Gubernur Ungkap Data BPS Tak Sesuai Fakta Saat Kunjungi Warga Miskin Di Bangli
Jumat, 18 Agustus 2017
00:00 WITA
Bangli
3457 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com - Berbagai upaya dan terobosan terus dilakukan Pemprov Bali dibawah kempeimpinan Gubernur I Made Mangku Pastika untuk segera bisa menuntaskan angka kemiskinan di Bali. Salah satunya dengan menggerakkan kumpulan anak muda Bali yang tergabung dalam ANOM (Atas Nama Orang Miskin) untuk terus memberi kepedulian terhadap warga miskin khususnya kaum lansia yang hidup sebatang kara dan terlantar. Hanya saja, dalam kunjungan kesejumlah warga miskin di desa Yangapi, Bangli, Jumat (18/08/2017), terungkap data kemiskinan yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Bali, tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.
Bahkan Gubernur Made Mangku Pastika menyatakan, data BPS tersebut kurang akurat. Kata dia, jika berpatokan dari data BPS yang diterima selama ini, seharusnya tahun 2017, masalah kemiskinan di Bali sudah tuntas. “Target pengentasan kemiskinan sesuai data BPS, sudah selesai tahun ini. Cuma karena data BPS menggunakan metode makro atau sampling sehingga tidak akurat. Buktinya, begitu banyak program dan terobosan yang telah kita lakukan, namun kemiskinan justru masih terus ada. Malahan sempat meningkat,” terangnya.
Oleh karena itu, Gubernur Mangku Pastika, meminta pendataan ulang dilakukan oleh BPS lantaran angka kemiskinan tidak sesuai fakta lapangan. Selain itu, untuk mensingkronkan data tersebut, Pastika meminta seluruh Kepala Desa di Bali turut mendata ulang angka kemiskinan diwilayahnya masing-masing, karena diyakini data yang dihasilkan lebih detail dan riil. “Data yang akurat sebenarnya ada di Kepala Desa. Itu nantinya akan kita minta, untuk mengetahui berapa sih sebenarnya sisa angka kemiskinan yang masih tercecer agar segera bisa kita entaskan secepatnya,” tegasnya.
Sementara itu dalam kunjungannya itu, Gubernur awalnya mengunjungi keluarga miskin atas nama Sang Made Dana (76) di dusun Kubusuih yang hidup dalam kondisi rumah, beratap ilalang dengan dinding masih menggunakan bedeg bambu. Selanjutnya, secara beruntun Gubernur yang saat itu didampingi Kepala Desa Yangapi, Wayan Adnyana, juga mengunjungi seoarang lansia yang hidup sebatang kara sejak sepuluh tahun terakhir, I Wayan Degdeg (72 tahun), warga banjar dinas Sukajiwa, Yangapi. Saat itu, tampak kondisi Degdeg sangat memperihatinkan, lantaran yang bersangkutan menderita penyakit asam urat yang menyebabkan tidak bergerak secara leluasa. Sementara kondisi tempat tinggalnya, juga sangat memprihatinkan. Akibatnya, praktis untuk bertahan hidup, Degdeg mengandalkan belas kasihan kerabatnya.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap penderitaan sesame tersebut, Yayasan Anom yang digerakkan langsung oleh Gubernur, saat itu memberikan bantuan berupa sembako dan sejumah uang tunai untuk meringankan beban yang diderita masing-masing keluarga miskin dan lansia tersebut. Terakhir, Gubernur juga sempat meninjau perkembangan salah seoarang keluarga yang sebelumnya mendapatkan bantuan bedah rumah.ard/aga
Komentar