Pupuk Kekompakan, Pelajar Ikuti Kemah Pemuda Lintas Agama
Senin, 07 Agustus 2017
00:00 WITA
Denpasar
2471 Pengunjung

istimewa
Denpasar, suaradewata.com - Sebanyak 18 pelajar SMA/K Kabupaten Badung mengikuti Kemah Pemuda Lintas Agama 2017 tingkat provinsi Bali yang digelar Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Bali. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dari Jumat, 4-6 Agustus di Taman Jepun, Denpasar ini, bertujuan memupuk rasa kerukunan antarumat beragama di kalangangan generasi muda.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Bali I Nyoman Lastra dalam sambutannya saat membuka acara tersebut, berharap agar peserta mengikuti kegiatan dengan baik. “Kegiatan ini akan menjadi agenda kegiatan tahunan yang bakal rutin digelar. Tujuannya sudah barang tentu guna memupuk rasa kerukunan antarumat beragama di kalangan generasi muda, khususnya kaum pelajar,” terangnya di Denpasar, Jumat (4/8).
Secara terpisah di tempat yang sama, Kepala Kantor Kemenag (Ka Kakemenag) Badung, I Gusti Agung Gede Manguningratyang didampingi Kasubbag Tata Usaha,Sagung Alit Suparmiatimengatakan sangat menyambut baik kegiatan ini. Mengingat Kabupaten Badung sebagai jantungnya pariwisata Pulau Bali sudah sejak lama dikenal dengan kehidupan masyarakatnya yang sangat hetrogen, berasal dari berbagai suku, ras dan agama.
Oleh karena itu, pihaknya pun sangat serius mempersiapkan kontingen pelajar SMA/K dari Kabupaten Badung untuk mengikuti kegiatan ini. “Kegiatan semacam ini sangat penting. Sebab melalui kegiatan ini, generasi muda khususnya pelajar sebagai generasi penerus bangsa sejak mulai dini tertanam rasa kerukunan antarumat beragama,” ujarnya.
Selanjutnya ia berharap terhadap peserta dari Kabupaten Badung agar setelah kegiatan ini mampu mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian ditularkan kepada teman-teman sebayanya. “Jadi ketika dalam pergaulan dan berkumpul tidak boleh ada sekat-sekat agama. Tidak ada lagi sekat-sekat bahwa saya agama Hindu, bahwa saya agama Islam, bahwa saya agama Kristen, tidak ada lagi itu,” ungkapnya.
Dalam kegiatan yang meski hanya berlangsung tiga hari ini, pihaknya yakin para peserta akan mampu menyerap segala pesan dan pelajaran yang diberikan oleh para mentor, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Yakni, terbentuknya karakter generasi muda khususnya pelajar yang berjiwa toleran terhadap perbedaan agama, suku dan rasa serta menghargai kebhinnekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mereka memang sengaja dikumpulkan dari berbagai lintas agama. Tujuannya menanamkan benih-benih kerukunan, yang diawali dengan saling kenal terlebih dahulu, kemudian makin akrab, makin akrab, timbulah rasa persaudaraan. Inilah akan muncul rasa kerukunan,” tutupnya. not/gin
Komentar