Semarakan Twin Lake Festival 2017, Lestarikan Danau Kembar di Buleleng
Kamis, 06 Juli 2017
00:00 WITA
Buleleng
4051 Pengunjung
suaradewata.com
Buleleng, suaradewata.com - Guna mempromosikan potensi-potensi pertanian maupun potensi pariwisata di Danau Buyan dan Danau Tamblingan atau dikenal Danau Kembar, Pemkab Buleleng kembali menggelar Twin Lake Festival Tahun 2017. Festival ini, dibuka langsung Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Kementerian Pariwisata, Prof. I Gde Pitana, pada Kamis (6/7/2017) sore. Melalui festival ini, didedikasikan kepada masyarakat untuk menggugah kesadaran pelestarian di kedua danau kembar itu.
Acara yang dipusatkan di Danau Buyan, Desa Pancasari dihadiri langsung Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, Sekkab Buleleng, Dewa Ketut Puspaka, serta tamu-tamu undangan penting lainnya.
Pada hari pertama Twin Lake Festival ini dilaksanakan sejumlah lomba, seperti Lomba cipta menu kudapan non beras, lomba merangkai bunga, bondres kolaborasi, gemar makan buah, serta gemar minum jus sayur, dipusatkan di Danau Buyan, Desa Pancasari. Sementara di Danau Tamblingan, Desa Munduk, digelar dengan kegiatan Yoga Massal.
Usai pembukaan Twin Lake Festival, Bupati Suradnyana mengatakan, substansi awal Twin Lake Festival, sudah hampir tercapai, terutama dalam hal pemulihan kedua danau ini. Sebab, sejak awal dirinya menjadi kepala daerah, kondisi Danau Buyan dan Danau Tamblingan, relatif rusak kondisinya.
"Di Buyan, di mana-mana ada gulma, pendangkalan dan sebagainya. Di Tamblingan, tekanan dari penduduk begitu keras. Masalah di Tamblingan, kini sudah terjawab dengan dukungan desa adat. Khusus di Buyan, BKSDA Bali sudah siap memberikan dukungan pengerukan untuk mengurangi pendangkalan danau," kata Suradnyana.
Bahkan, Universitas Udayana juga akan membantu memberikan edukasi pertanian agar menjadi organik di Desa Pancasari. Sehingga, residu pestisida maupun pupuk kimia di lahan pertanian, tidak mengalir ke danau.
"Kalau sudah stabil, baru Buyan dan Tamblingan ini ditata dengan baik, biar bisa jadi objek yang bisa dinikmati. Bukan dibangun besar-besaran, karena ini memang wilayah konservasi dan resapan air," jelas Suradnyana.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Kementerian Pariwisata, Gde Pitana mengharapkan, dengan Twin Lake Festival ini sebagai pemicu, sehingga masyarakat dan pemangku kebijakan memahami masalah yang ada di Danau Buyan dan Danau Tamblingan.
"Festival ini bukan tujuan akhir. Tapi cara bagaimana meningkatkan kesadaran lingkungan. Sehingga, orang sadar dan muncul kembali upaya melestarikan dan revitalisasi fungsi danau. Kedepan baru ditata, sehingga bisa dimanfaatkan sesuai konteks yang ada," pungkas Pitana.rik/adi/aga
Komentar