Hilang Sehari, Pekak Ditemukan Tewas Di Jurang
Kamis, 15 Juni 2017
00:00 WITA
Bangli
4292 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com – Warga dusun Tambahan Bakas, Desa Jehem, Tembuku, Bangli sempat geger dengan hilangnya seoarang kakek, Cokorda Raka (80). Tragisnya, setelah melakukan pencarian sehari penuh, keesokan harinya, kakek tersebut justru ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dengan kondisi mengenaskan di sebuah jurang di wilayah dusun setempat. Diduga korban meninggal dunia, setelah terpeleset ke dalam jurang dengan kedalaman puluhan meter di Tukad Lumbih.
Kapolsek Tembuku, AKP. IGN Sunjaya saat dikonfirmasi membenarkan adanya kasus penemuan mayat tersebut. Disampaikan, kronologis kejadian, bermula pada Rabu (14/06/2017), sekira pukul 10.00 wita korban, Cokorda Raka pergi sendiri dari rumah. Namun karena tidak kunjung pulang, pihak keluarga yang was-was sehingga melakukan pencarian hingga tengah malam. “Menurut keterangan pihak keluarga, korban yang sudah lanjut usia menderita suatu penyakit yang menyebabkan korban sering lupa ingatan dan tidak tahu jalan pulang,” ungkapnya.
Hanya saja, kata Kapolsek AKP Sunjaya, upaya pencarian korban saat itu, sempat dihentikan karena sudah larut malam. Lebih lanjut, upaya pencarian akhirnya dilanjutkan pada Kamis (15/06/2017) pagi. Hasilnya, kata AKP. Sunjaya, korban pertama kali ditemukan oleh saksi Cokorda Oka, dalam kondisi sudah meninggal di tebing/jurang dengan ketinggian sekira 30 meter sekitar pukul 07.30 wita. “Proses evakuasi jenasah korban sempat terkendala medan yang cukup terjal. Namun berkat bantuan warga dan personil Polsek Tembuku, jenasah korban kini sudah berhasil dievakuasi ke rumah duka,” ungkapnya.
Disampaikan, sesuai hasil pemeriksaan medis dari Puskesmas Pembantu Tambahan, korban mengalami sejumlah luka memar pada bagian tubuhnya diduga karena terbentur benda keras saat terjatuh dari ketinggian 30 meter. “Korban saat ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia. Diduga korban terpeleset ke jurang setelah penyakitnya kambuh,” tegasnya. Hal ini diperkuat dari keterangan pihak keluarga, yang menyebutkan korban selama ini mempunyai riwayat penyakit komplikasi, darah tinggi, stroke dan hilang ingatan. Atas kejadian tersebut, pihak keluarga mengaku sudah mengiklaskannya dan menganggap sebaga musibah. “Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi dan menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah,” pungkasnya.ard/dev
Komentar