PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Kasus Penebasan Korban Dinilai Suka Bikin Onar, Keluarga Tersangka Minta Tempuh Damai

Senin, 12 Juni 2017

00:00 WITA

Buleleng

5170 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com - Gede Putu alias Dek Tu (51) dan Komang Agus Wiarta alias Lembong (24) yang tak lain merupakan tersangka penebasan, kini kasusnya masih ditangani Satreskrim Polres Buleleng dan mereka masih mendekam dibalik jeruji besi Mapolres Buleleng. Mereka ditahan, karena peristiwa berdarah di Jalan Kaswari Blok G, Kelurahan Kampung Anyar, Singaraja, menimpa Nyoman Arya Sukartana alias Genit (33) saat kondisi mabuk dengan menantang Dek Tu.

Kini, keluarga kedua tersangka maupun warga sekitar, ramai mengunjungi kedua tersangka untuk mengetahui secara persis kronologis peristiwa berdarah itu terjadi. Kedua tersangka pun menyesal dan tak menyangka perbuatannya ini sampai berujung ke pidana.

Lembong menuturkan, tindakan nekat menebas korban menggunakan parang sepanjang 40 centimeter dilakukan secara spontan, karena saat itu ia melihat ayahnya dihajar oleh korban Genit yang dalam kondisi mabuk.

"Waktu ayah saya dipukul, warga tidak ada melerai karena mereka sudah tahu sifat dia (korban, red) memang suka cari gara-gara. Sampai saya tebas, warga tidak ada yang mau membantu dia untuk melarikan ke rumah sakit. Padahal sudah bersimbah darah, sampai ada orang kasihanbbaru dibantu dilarikan ke RS," ungkap Lembong di Mapolres Buleleng.

Lembong mengaku, salah atas tindakannya itu. Sehingga, membuat Lembong bersama ayahnya saat itu langsung mempersiapkan diri untuk dijemput oleh polisi. "Awalnya saya diam di dalam rumah, melihat dia bikin gaduh di luar, emosi saya tiba-tiba memuncak saat lihat ayah saya yang baru pulang kerja malah ditantang dan dipukul oleh dia, padahal sebelumnya tidak ada masalah," terang Lembong yang bekerja sebagai buruh proyek ini.

Sementara Kepala Lingkungan Kayu Buntil Barat, Kelurahan Kampung Anyar, Ketut Bukit mengatakan, dimata para warga, korban memiliki karakter yang gemar mabuk-mabukan dan suka membuat masalah. Bahkan menurutnya, sebelum terjadi duel dengan tersangka, korban sempat memukul seorang pria lain yang sedang membawa pakan ternak di wilayah itu, dengan cara menyulut api rokok di dada orang tersebut, namun orang itu hanya bisa diam.

"Korban saat itu mabuk. Warga memang tidak ada yang meladeni, mereka sudah tahu karakternya korban seperti apa, malas warga dengannya. Memang korban sempat melontarkan kalimat kasar kepada Dek Tu, hingga akhirnya terjadi adu fisik," tutur Bukit.

Istri Dek Tu, Komang Sukiati (47) berharap, agar peristiwa ini dapat segera terselesaikan secara kekeluargaan. "Saya dalam waktu dekat bersama keluarga besar berencana menemui Genit, dengan harapan agar kasus ini bisa diselesaikan melalui jalur damai," harap Sukiati.

Sementara di RS Kertha Usada Singaraja, kondisi Genit mulai membaik. Hanya saja, ia masih tampak dibungkus perban putih pada bagian mata sebelah kirinya dan bagian punggung, perut, serta tangan kanan dan kirinya. "Kalau damai, kan gimana cara mereka nanti ngomong sama saya. Selain itu, mereka bertanggungjawab biaya perawatan saya. Yang jelas, saya serahkan sepenuhnya kepada polisi," ucap pria yang penuh tato ini.

Seizin Kapolres Buleleng, Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP. Teuku Richy Fadliansyah menjelaskan, kendati pihak keluarga berupaya menempuh jalur damai, namun proses hukum tetap dijalankan. "Silakan, mereka berdamai. Tapi proses hukum tetap jalan. Kedua tersangka sudah kami tahan. Kami juga masih menunggu hasil visum korban," pungkasnya.rik/adi/aga


Komentar

Berita Terbaru

\