PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Maju Pilgub 2018, Bagiada Masih Tunggu Restu Keluarga

Selasa, 30 Mei 2017

00:00 WITA

Buleleng

4304 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bulelengsuaradewata.com - Langkah Putu Bagiada untuk maju ke pertarungan Pemilihan Gubernur Bali 2018 ternyata tak semudah membalikan telapak tangan. Mantan petinggi yang tercatat menjadi tokoh sentral dalam perjuangan menjadikan Buleleng sebagai kota pendidikan pun masih terjegal restu keluarga.


Berdasarkan keterangan Sumber suaradewata.com yang merupakan orang dekat Bagiada mengatakan, rasa trauma yang dihadapi keluarga atas kasus korupsi yang pernah membelitnya masih sangat dirasakan.


"Ibu (Nyonya Sayang Bagiada) yang sangat trauma kalau Bapak (Putu Bagiada) mau berpolitik lagi. Makanya, sering sekali Ibu marah jika mendengar ambisi Bapak kembali berpolitik," ucap Sumber yang sampai saat ini masih bekerja ditempat usaha milik keluarga Bagiada.


Bukan hanya Nyonya Sayang Bagiada, putra Bagiada yakni Gede Ariadi pun disebut menjadi salah satu penghambat bagi Bagiada untuk maju memimpin Bali. Penangkapan yang dilakukan pihak Kejaksaan dalam kasus yang "menggiring" Bagiada ke kursi pesakitan Pengadilan Tipikor pun masih sangat dirasakan.


Kondisi tersebut bahkan terlihat ketika kendaraan roda empat milik Ariadi dipinjam. Ia yang dikonfirmasi sebelumnya tampak terkejut mendengar keberadaan mobil DK 1214 UF berada di depan kantor Kejaksaan Negeri Buleleng.


Keterangan Sumber terkait belum adanya restu dari pihak keluarga bagi Bagiada untuk maju bertarung dalam Pilkada serentak pemilihan Gubernur Bali 2018 tersebut pun diperkuat dengan sikap Ariadi yang mulai menjaga jarak dari konfirmasi sejumlah awak media.
Pasalnya, rekomendasi tunggal yang dikeluarkan DPP Partai Golkar bagi Ketut Sudikerta sepertinya menjadi bumerang bagi karir politik Gede Ariadi yang kini sebagai pejabat struktural partai Golkar Buleleng di posisi Ketua Harian DPD II.
"Mohon maaf pak, tiang masih ada upacara duka di rumah keluarga," ujar Ariadi kepada awak media melalui pesan singkat dari nomor pribadinya.
Ungkapan tersebut terkait konfirmasi yang coba dilakukan terkait kabar tentang keluarga yang masih belum memberikan restu kepada Bagiada untuk maju memimpin Bali dalam Pilgub 2018.


Pesan singkat wartawan yang sebelumnya menanyakan masalah restu tersebut pun bukan hanya tak mendapatkan jawaban. Ariadi yang sebelumnya coba dihubungi melalui kontak pembicaraan telepon seluler pun mendadak mematikan handphonenya.
"Bagaimana tidak trauma pak. Dulu Buleleng itu miskin anggaran. Anda masih ingat nggak waktu Buleleng dibakar massa tahun 1998 silam. Buleleng punya apa sih untuk bangun gedung perkantoran di Buleleng. Lihat bagaimana megahnya Rumah Jabatan Bupati sekarang, juga Gedung DPRD Buleleng sekarang, Lihat juga bandara Letkol Wisnu dan keberadaan sekolah penerbangan yang dibangun pada masa kepemimpinannya. Apakah dia nikmati sekarang," ujar Sumber yang balik bertanya serta menunjukan sikap sinis kepada sejumlah awak media.


Seperti yang diberitakan sebelumnya, Putu Bagiada mendatangi kantor Kejaksaan Negeri Buleleng untuk mencari kelengkapan administrasi sebagai salah satu persyaratan maju dalam tarung Pilgub Bali 2018. Ia pun masih enggan memberikan komentar panjang lebar berkaitan dengan rencananya maju di gawai demokrasi yang digelar serentak pada tahun 2018.adi/aga


Komentar

Berita Terbaru

\