PHRI Siap Sukseskan Visit Wonderful Indonesia 2018
Kamis, 27 April 2017
00:00 WITA
Nasional
3431 Pengunjung
istimewa
Banjarmasin, suaradewata.com - Target 20 juta kunjungan wisatawan ke Indonesia pada tahun 2019 membutuhkan komitman, infrastuktur, pelayanan dan kerjasama berbagai pihak. Hal itu mengemuka sekaligus menjadi issu uatama dalam forum pembahasan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Banjarmasin Kalimantan Selatan Rabu (26/7/2017).
Rakernas PHRI II dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman bertempat di Neptunus Ballroom Tulip Hotel Bajarmasin, Kalimantan Selatan dengan Tema “Bersama PHRI Kita Sukseskan Visit Wonderful Indonesia 2018”.
Sebelum dibuka secara resmi, berturut-turut memberi sambutan antara lain Ketua BPP PHRI Bapak Haryadi Sukamdani, Staf Ahli H.M Hawari mewakili Gubernur Kalimantan Selatan, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman.
“Supply and demand pariwisata Indonesia selalu mengalami ketimpangan yang disebabkan jumlah hotel lebih banyak dari wisatawan yang datang. Jika pemerintah memiliki target mendatangkan 20 juta wisatawan tahun 2019 saya pikir hal itu cukup abisius, sementara banyak bandara di Indonesia sudah overload dan belum memiliki jumlah dan landasan pacu yang layak sehingga pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah strategis dengan basis data yang valid, pemerintah harus libatkan PHRI dalam melakukan monitoring,”kata Sukamdani.
“Melalui Rakernas mari kita bersama-sama mempromosikan Motto Pariwisata Indonesia Wonderful Indonesia 2018,” imbuh Sukamdani.
Sementara dari sisi transportasi, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso banyak menyinggung soal konektivitas bandara di Indonesia. “Saat ini kami sudah mengakaji dan sudah meningkatkan kapasitas teknis maupun pelayanan beberapa bandara sehingga bisa didarati oleh pesawat jenis tertentu yang mengangkut wisatawan, papar Agus.
Berikutnya Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman mengajak semua pihak untuk saling bekerjasama, saat ini standar pelayanan harus berstandar gobal. Produk Pariwisata Indonesia sudah bagus, tetapi pengelolaan masih lemah. “Secara konsep semua daerah di Indonesia harus semua terhubung, tetapi siapkah daerah didatangi oleh wisatawan mancanegara dengan standar pelayanan dan pengelolaan yang berkualitas?” pungkas Dadang.
Selain issu diatas, hal lain yang juga menjadi perhatian oleh pelaku pariwisata antara lain masalah klasifikasi hotel, Sertifikasi Usaha dan Serifikasi Kompetensi. Ada usul penentuan klasifikasi hotel dikembalikan ke PHRI.
Saat ditemui disela-sela Rakernas, Ketua BPD PHRI Bali PHRI Bali Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si (Cok Ace) mengaku sejalan dengan apa yang telah menjadi kajian bersama dan rekomendasi yang dihasilkan selama Rapimnas dan Rakernas PHRI 2017 di Banjarmasin. “Kami akan mengambil langkah-langkah prioritas dan segera melakukan koordinasi dengan pihak-pihak Pemda dan pihak-pihak terkait di Bali ,” tandas Cok Ace. nur/ari
Komentar