Tragis…Diduga Sering Cekcok, IRT Gantung Diri Tinggalkan Surat Wasiat
Minggu, 09 April 2017
00:00 WITA
Bangli
7902 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Diduga depresi karena sering cekcok akibat persoalan keluarga, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Ni Nengah Suwitri (23) asal dusun/ desa Katung, Kintamani, Bangli nekat mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Korban diketahui melakukan aksi ulah pati dengan cara gantung diri di pohon boni ditegalan milik Pan Sri, warga setempat, Sabtu ( 8/4/2017). Sebelum melakukan aksi nekat tersebut, korban sempat membuat surat wasiat kepada suaminya.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, kejadian berawal saat korban sekitar pukul 09.00 wita pergi ke kebun dengan alasan mencari rumput untuk pakan ternaknya. Pihak keluarga curiga, setelah hingga sore korban tidak kunjung pulang. Selanjutnya dibantu warga, pihak keluarga melakukan pencarian. Hingga akhirnya sekitar pukul 20.00 wita, salah seorang saksi Nengah Mudiarsa menemukan korban sudah meninggal dunia dengan cara gantung diri di pohon boni dengan menggunakan tali plastik warna biru di kebun milik Pan Sri. Kemudian saksi menyampikan kasus yang menggegerkan tersebut ke warga setempat. Selanjutnya dibantu warga jenazah korban diturunkan dari pohon boni.
Kanit Reskrim Polsek Kintamani, AKP Dewa Gede Oka seijin Kapolsek Kintamani, Kompol Gede Sumena saat dikonfirmasi, Minggu (9/4/2017) membenarkan adanya kasus bunuh diri tersebut. "Petugas dari polsek dibantu petugas medis sudah turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan pemeriksaan medis," tegas Dewa Oka. Hasilnya, lanjut perwira asal Gianyar ini, disimpulkan kasus ini murni bunuh diri. Pasalnya dari pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda- tanda kekerasan pada tubuh korban.
Sementara disinggung motif korban bunuh diri, kata Dewa Oka dari informasi yang didapatkan petugas didaptkan kalau korban selama ini memilki permasalahan keluarga yakni , korban tidak cocok dengan keluarganya dan sering cekcok. "Motif korban bunuh diri, sesuai SMS dan surat wasiat yang ditinggalkan korban, kemungkinan karena korban tidak cocok dengan keluarga suaminya,” ujar Dewa Oka. Tindak lanjut dari kasus ini, pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi. Pihak keluarga mengganggap kasus ini sebagai musibah.ard/aga
Komentar