PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Preeklampsia Hantui Ibu - ibu Hamil

Kamis, 23 Februari 2017

00:00 WITA

Nasional

4320 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Lifestyle, suaradewata.com - Seorang dokter di RSUD Negara, dr. Ida Ayu Padmi Deviani Manuaba memberikan tips dan saran mengenai kehamilan bagi ibu hamil. Melalui artikel yang dikirim, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu membahas mengenai masalah yang kerap menimpa ibu hamil yakni Preeklampsia yang merupakan sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ.

Kehamilan merupakan anugerah terindah bagi hampir setiap wanita di dunia. Bagi sebagian besar wanita kehamilan adalah hal yang diidamkan dan dinanti demi terlahirnya buah hati. Namun tidak setiap kehamilan berjalan mulus.Karena kehamilan itu sendiri sebenarnya merupakan salah satu risiko bagi kesehatan ibu,proses kehamilan adalah hal yg tidak dapat diprediksi dengan pasti.

Salah satu gangguan  dalam kehamilan yg masih menjadi masalah bagi para ibu, juga klinisi adalah preeklampsia yang jika tidak tertangani baik akan berlanjut menjadi kejang dalam kehamilan atau eklampsia. Penyebab pasti gangguan kehamilan ini masih belum diketahui hingga saat ini. Eklampsia merupakan salah satu sebab utama kematian ibu di semua negara dan mengakibatkan sekitar 50.000 kematian ibu di dunia setiap tahun (Duley,1994). Preeklampsia adalah gangguan kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon ibu terhadap peradangan (inflamasi) sistemik dengan aktivasi pembuluh darah endotel serta pembekuan darah.

Gejala Dan Faktor Risiko

Gejala subjektif yg dirasakan oleh wanita hamil dengan preeklampsia dapat berupa nyeri uluhati,mual atau muntah.Beberapa kasus dapat disertai sakit kepala, pandangan kabur, penurunan tajam penglihatan, kebutaan hingga penurunan kesadaran. Sedangkan faktor risiko untuk meramalkan kejadian preeklampsia cukup banyak, terbagi menjadi faktor risiko tinggi dan faktor risiko tambahan. Risiko tinggi untuk terjadinya preeklampsia adalah riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, kehamilan banyak(multipel), penyakit yg menyertai kehamilan seperti hipertensi kronis, diabetes mellitus, penyakit ginjal kronis dan sindroma antifosfolipid. Sementara faktor risiko tambahan yg lain adalah obesitas, penyakit vaskular dan pembuluh darah, usia ibu di atas 40th, nulipara/kehamilan pertama oleh pasangan baru/kehamilan sebelumnya telah berjarak 10th/lebih, riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan, kehamilan dg inseminasi donor sperma, oosit atau embrio, tekanan darah diastolik > 80 dan adanya protein dalam urin.

Penegakan diagnosis preeklampsia adalah berdasarkan kriteria minimal adanya tekanan darah tinggi(hipertensi) dan adanya protein dalam urin (proteinuria) pada usia kehamilan di atas 20 minggu.Sementara pada kasus preeklampsia berat ditemui adanya hipertensi berat(tekanan darah ≥ 160/110), proteinuria berat (≥ 5 gr/hr),atau disertai keterlibatan organ lain.

Sangat penting bagi para ibu hamil untuk memeriksakan diri ke tempat-tempat layanan kesehatan seperti puskesmas/rumah sakit, bidan ataupun dokter. Dengan sistem pelayanan kesehatan yang kita miliki saat ini maka deteksi dini untuk kasus-kasus preeklampsia dapat dilakukan sejak awal kehamilan. Dan apabila seorang ibu telah memiliki gejala atau terdiagnosa preeklampsia maka sebaiknya perawatan dan pemantauan dilakukan secara berkala di pusat layanan kesehatan yang memiliki tenaga dokter kandungan (Sp.OG). Selama melewati masa kehamilan di rumah ibu dan keluarga sebaiknya mengetahui tanda bahaya seperti sesak nafas, nyeri uluhati,pusing,pandangan kabur,mual muntah atau terjadi kejang.

Penanganan yang Sulit

Tidaklah mudah menangani kasus preeklampsia,karena  penyebabnya yang belum diketahui maka penangananpun bersifat simptomatis dan suportif. Butuh evaluasi kompleks berdasarkan keadaan klinis ibu dan janin serta menstabilkan hemodinamik keduanya, apabila kehamilan sudah melebihi 34 minggu maka janin umumnya akan segera dilahirkan. (dr. Padmi Deviani Manuaba)


Komentar

Berita Terbaru

\