PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bangli Tanggap Darurat Bencana, Warga Membandel Dipaksa Diungsikan!

Minggu, 12 Februari 2017

00:00 WITA

Bangli

4455 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Kabupaten Bangli kini ditetapkan statusnya sebagai wilayah tanggap darurat bencana pasca musibah tanah longsor yang meluluhlantahkan sejumlah desa di wilayah Kintamani dan menelan 13 korban jiwa. Penetapan status tersebut, dilakukan dalam rapat tanggap bencana yang digelar jajaran Muspida Bangli bersama instansi terkait lainnya, Minggu (12/2/2017).
 
“Surat Keputusan (SK) Bupati tentang tanggap darurat bencana tadi sudah saya teken. Untuk penanganannnya, kami telah membentuk tim komando tanggap bencana yang dipimpin Dandim 1626/Bangli,’’ ungkap Wakil Bupati Bangli (Wabup) Sang Nyoman Sedana Arta. Sementara Kapolres Bangli, AKBP. Danang Beny Kusprihandono ditunjuk sebagai Wakil Komando.
 
Sesuai hasil rapat tersebut, keadaan darurat bencana akan diterapkan untuk sementara hingga tanggal 17 Februari mendatang. Dijelaskan, secara detail total desa di Kintamani yang terkena bencana sebagai akibat dampak cuaca ekstrim sebanyak 26 desa. Terkait penanggulangannya, saat ini bantuan logistic telah banyak berdatangan dari berbagai elemen masyarakat. Hanya saja, untuk pendistribusian bantuan ke Desa Subaya dan berapa dusun yang masih terisolir di Songan masih terkendala akses jalan yang terputus. “Pendistribusian bantuan ke desa Subaya, besok siang semoga bisa kita lakukan. Bila perlu saya sendiri akan langsung kesana, karena persediaan sembako di sana sudah mulai menipis,” tegasnya.
 
Untuk itu, pihaknya mengaku masih mengupayakan alat berat untuk menangani material longsor yang menutup akses jalan,’’ tegasnya. Dimana upaya pengiriman logistic akan tetap diupayakan melalui jalan darat, bila perlu jalan kaki. Sejauh ini pihaknya juga mengakui, belum semua warga yang tinggal di tempat rawan bencana mau direlokasi.
 
Dalam upaya tanggap darurat bencana ini, pihaknya mengaku tidak akan segan-segan untuk menerapkan pemaksaan jika ada warga yang masih tetap membandel tinggal di daerah zona merah rawan bencana. “Memang kita akui, ada warga yang masih enggan mengungsi. Nanti kita akan meminta aparat TNI-Kepolisian agar turut meyakinkan warga sehingga mau pindah dari zona merah longsor. Bila perlu akan kita paksa, agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan,” sebutnya.Hal tersebut diterapkan mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi hingga akhir bulan maret mendatang.
 
Secara terpisah, Dandim 1626/Bangli Letkol Inf S.L. Manurung S. IP selaku Komandan Komando Tanggap Darurat setelah penetapan status darurat bencana diharapkan para koordinator bidang yang sudah di bentuk merencanakan kegiatan sesuai tugasnya. “Selama tanggap darurat berlangsung, laporan dan evaluasi kegiatan serta perencanakan kegiatan berikutnya akan terus dilakukan setiap hari,” tegasnya. Dimana, posko utamanya berada di Kantor Camat Kintamani dan Poskotis ada di Desa Songan dan Yeh Mampeh.
 
Sementara itu, sesuai pantauan dilokasi saat ini tim komando tersebut masih fokus melaksanakan pembersihan jalur Culali serta membuat setting tenda. Jalur dari posko Pura Ulundanu Batur juga dilakukan pembersihan termasuk membersihan jalan Desa Bantang oleh anggota Zipur menggunakan peralatan berat. Musibah yang menewaskan 13 warga Kintamani ini juga menjadi perhatian Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Rencananya, Senin (13/2) hari ini, Menteri Sosial akan memantau langsung lokasi longsor. ard/ari


Komentar

Berita Terbaru

\