PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Kematian Ikan Danau Batur Kian Sporadis, Petani Ikan Ketar-Ketir

Senin, 06 Februari 2017

00:00 WITA

Bangli

4895 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Fenomena semburan belerang yang terjadi sejak beberapa hari terakhir yang melanda kawasan Danau Batur, kembali menyebabkan para petani ikan dengan system kuramba jaring apung (KJA) ketar-ketir. Pasalnya, dampak semburan belerang tersebut telah menyebabkan kematian ikan terjadi secara sporadis. Akibatnya, rata-rata petani ikan terutama di wilayah desa Buahan dan Kedisan mengalami kerugian rata-rata mencapai puluhan hingga ratusan juta. 

Sesuai pantauan Senin (06/02/2017), tampak kondisi air Danau Batur masih keruh sebagai pertanda semburan belerang masih terjadi. Hanya saa, kondisinya sudah lebih baik dibandingkan dengan tiga hari sebelumnya. Hanya saja, tingkat kematian ikan terus bertambah. Para petani ikan pun kini tampak hanya bisa pasrah dan disibukkan untuk membersihkan kuramba merea dari bangkai ikan.

Disisi lain, pasca fenomena tersebut Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli mencatat, total kematian ikan milik puluhan khususnya di Desa Buahan diperkirakan mencapai kurang lebih 15 ton dengan kerugian ditaksir mencapai ratusan juta. 

Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli saat dikonfirmasi, mengatakan pasca adanya informasi tersebut pihaknya bersama Dinas Perikanan Provinsi telah langsung turun ke Danau Batur untuk melakukan pengecekan. Disebutkan, wilayah yang paling parah terkena semburan belerang yakni di wilayah Desa Buahan. Di wilayah Desa Buahan disebutkan ada sekitar 25 petani ikan yang mengalami kerugian akibat musibah tersebut.  “Dari hasil pengecekan, di wilayah desa Buahan total ikan yang mati kurang lebih sekitar 15 ton dengan kerugian mencapai Rp 400an juta,” tegasnya.

Sementara untuk di wilayah Kedisan, diakui, belum ada laporan. Dalam pengecekan tersebut, pihaknya juga melakukan pengambilan sampel ikan dan air danau untuk diteliti di BPOM Denpasar. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah ikan yang terkena semburan belerang layak dikonsumsi atau tidak. Namun demikian dari pengalaman petani selama ini, ikan yang sekarat terkena semburan belerang masih aman untuk dikonsumsi karena belerang bukan merupakan logam berat. 

Mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) ini mengatakan, dalam pengecekan kemarin pihaknya juga turut membantu petani untuk mengangkat bangkai ikan dari permukaan danau. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran danau. bBangkai ikan tersebut dikumpulkan untuk selanjutnya dibuang ke TPA. 

Untuk meminimalisir kerugian, disarankan kepada para petani agar panen dilakukan lebih awal. Sementara untuk penebaran bibit agar dilakukan setelah bulan Agustus. Dari informasi di lokasi, fenomena semburan belerang kali ini terbilang diluar dugaan. Sebab, sesuai pengalaman sebelumnya fenomena semburan belerang biasanya terjadi pada bulan Juni-Agustus. Dengan kondisi sekarang ini, diperkirakan kondisi air danau Batur akan kembali normal hingga dua minggu kedepan. ard/ari


Komentar

Berita Terbaru

\