Penyuluh Bahasa Bali Sampaikan Aspirasi ke DPRD Bali
Jumat, 20 Januari 2017
00:00 WITA
Denpasar
3411 Pengunjung
suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com - Belasan Penyuluh Bahasa Bali mendatangi Gedung DPRD Bali, Jumat (20/1). Kehadiran perwakilan Penyuluh Bahasa Bali ini, untuk menyampaikan aspirasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan selama 6 bulan terakhir ini.
Di hadapan Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta, para penyuluh ini mengatakan, kehadiran Penyuluh Bahasa Bali berdampak positif bagi masyarakat di Bali. Bahkan, demikian antusiasnya masyarakat hingga membuat para penyuluh kewalahan dalam menyiapkan waktu.
"Kami sampai kewalahan untuk menyiapkan waktu, mulai dari konservasi lontar, belajar nyastra Bali, sampai belajar mesatwa Bali," tutur salah seorang penyuluh.
Sayangnya di tengah antusiasme masyarakat ini, justru ada beberapa kendala yang dihadapi Penyuluh Bahasa Bali di lapangan. Salah satunya terkait konservasi lontar, yang tidak bisa dilakukan tiap waktu. Pasalnya, konservasi lontar harus menunggu hari baik.
Kondisi ini pun mendapat perhatian Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta. "Untuk konservasi lontar, itu kan butuh hari baik. Nah untuk satu buku saja, membutuhkan biaya untuk membersihkan lontar, karena butuh air dan peralatan khusus, seperti air sereh, alkohol, tisue, dan lain-lain. Selama ini biaya untuk konservasi lontar ini ditanggung sendiri oleh para penyuluh," jelasnya.
Kendala lainnya, menurut Parta, di saat masyarakat lainnya antusias, justru ada juga masyarakat yang tidak percaya ketika lontarnya akan dikonservasi. Untuk kendala ini, diakuinya tidak menjadi persoalan, karena perlahan-lahan pasti akan muncul kepercayaan seluruh masyarakat terkait konservasi lontar oleh para penyuluh ini.
"Kita sepakat dengan para penyuluh, kalau bisa seluruh kepala desa di Bali memasukan program penyuluhan Bahasa Bali ini dalam Program Pembangunan Jangka Panjang Desa. Dengan begitu, maka selain beberapa pembiayaan bisa diatasi, masyarakat juga tidak bertanya-tanya tentang program yang dilaksanakan Penyuluh Bahasa Bali," tegasnya.
Mencermati berbagai kondisi ini, para Penyuluh Bahasa Bali berencana untuk menggelar Rapat Kerja (Raker) pada Maret mendatang. Dalam Raker yang akan dihadiri oleh seluruh penyuluh tersebut, diharapkan seluruh kendala yang dihadapi di lapangan dapat dibahas dan dicarikan jalan ke luarnya.
Tentang adanya Penyuluh Bahasa Bali yang mengundurkan diri, Nyoman Parta membenarkannya. Menurut dia, selama ini ada banyak penyuluh yang mundur. Selain karena penempatan yang jauh dari daerah asalnya, para penyuluh tersebut juga mundur karena ada yang menjadi guru kontrak.
"Untuk yang mundur ini, nanti akan diisi lagi. Apalagi masih ada sekitar 100 lebih lagi yang akan diisi. Kami berharap, dalam penempatan Penyuluh Bahasa Bali nantinya dapat menggunakan pendekatan wilayah, sehingga tidak ada lagi yang mundur di tengah jalan," pungkas Nyoman Parta. san/ari
Komentar