PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Bergosip Ternyata Punya Manfaat Sehat

Kamis, 19 Januari 2017

00:00 WITA

Nasional

3243 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Ilustrasi

Lifestyle, suaradewata.com -Banyak yang mengatakan kalau bergosip adalah hal buruk. Tapi, sejumlah psikolog justru mengungkapkan bergosip tak selamanya berefek buruk tapi juga bisa menyehatkan.

Hal ini diungkapkan oleh sebuah penelitian baru yang menemukan bahwa bergosip dengan teman baik untuk diri Anda, apapun kepribadian yang Anda miliki.

Penyebabnya adalah kadar oksitosin, atau yang disebut dengan hormon 'cinta', meningkat setelah seseorang bertukar gosip, dibandingkan bila hanya melakukan percakapan normal.

Sejumlah peneliti dari University of Pavia di Italia melakukan penelitian pada efek gosip pada 22 wanita.

Peneliti utama Dr Natascia Brondino, mengungkapkan dia ingin melakukan penelitian akan efek gosip pada otak karena dia menyadari kalau dia merasa lebih dekat dengan teman wanitanya setelah bergosip bersama.

"Saya mulai mempertanyakan apakah ada penyebab biokimia terhadap rasa kedekatan ini," ujar Dr Brondino seperti dikutip Daily Mail.

Kelompok peneliti ini menemukan bahwa otak wanita melepaskan lebih banyak oksitosin setelah bergosip. Sedangkan pembicaraan biasa seperti membicarakan tentang cuaca oksitosin yang dilepaskan lebih sedikit.

Oksitosin biasanya diproduksi saat melakukan hubungan seksual, karenanya hormon ini dinamakan dengan zat kimia berpelukan.

Sentuhan cinta lainnya, mulai dari memeluk boneka kesayangan hingga mengelus binatang peliharaan, juga memicu pelepasan hormon ini.

Para peneliti hanya meneliti wanita karena oksitosin juga bisa dilepaskan ketika seseorang terangsang secara seksual, dan dia tidak ingin subjeknya tertarik satu sama lain sehingga terlepaslah hormon ini.

Kata Dr. Brondino, keluarnya hormon ini dapat membuat seseorang menjadi lebih dekat setelah mereka bergosip.

Dalam istilah evolusioner, para peneliti mengatakan gosip memiliki kegunaannya sendiri, termasuk membangun aturan dalam kelompk, menghukum penyusup, melatih pengaruh sosial melalui sistem reputasional, dan membangun serta menguatkan ikatan sosial.

Para peneliti juga menemukan kalau efek ini tidak berubah tergantung pada kepribadian seseorang. Karakteristik psikologi seperti empati, sifat autistik, stres, iri hati, tidak mempengaruhi peningkatan oksitosin dalam kondisi bergosip. Artinya, apakah Anda memikirkannya atau tidak, gosip tetap baik untuk otak Anda.

 

Dilansir dari life.viva.co.id


Komentar

Berita Terbaru

\