Pastika Tak Mau Program Bali Mandara Putus di Tengah Jalan
Rabu, 21 Desember 2016
00:00 WITA
Denpasar
3538 Pengunjung
suaradewata.com
Denpasar, suaradewata.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika, tampil sebagai keynote speaker pada Seminar dan Lokakarya 'Evaluasi dan dan Penyempurnaan Program Bali Mandara Jilid II Menuju Kesinambungan Program Bali Mandara Jilid III', di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Rabu (21/12). Seminar dan Lokakarya ini dilaksanakan DPD Partai Golkar Provinsi Bali dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-50 Partai Golkar.
Dalam paparannya, Gubernur Pastika mengakui bahwa salah satu cita-cita besarnya adalah terwujudnya Bali Mandara, Bali yang agung. Karena itu, ia tak menghendaki apabila program Bali Mandara yang diusungnya sejak awal menjadi Gubernur Bali pada tahun 2008 lalu, justru putus di tengah jalan.
Menurut dia, agar cita-cita besar Bali yang agung ini terwujud, maka Program Bali Mandara harus dilaksanakan selama 25 tahun. Saat ini, program tersebut sudah berjalan hampir 10 tahun atau dua periode kepemimpinannya. Artinya, masih butuh waktu 15 tahun lagi untuk mewujudkan visi Bali mandara.
"Saya menyadari, semua orang punya visi yang berbeda-beda. Tetapi saya harapkan terus dalam trek yang sama. Karena kalau tiba-tiba berbelok, saya pikir harus mulai dari awal lagi. Itu tidak baik bagi Bali," kata Gubernur Pastika.
Hal ini kembali ditegaskan mantan Kapolda Bali itu saat diwawancara wartawan usai membuka Seminar dan Lokakarya tersebut. Ia berpandangan, agar cita-cita Bali yang agung ini tak mentok di tengah jalan, dirinya mendukung seluruh seluruh calon gubernur Bali yang akan bertarung pada Pilgub Bali 2018, dengan komitmen melanjutkan Program Bali Mandara.
Demikian halnya dengan Ketut Sudikerta yang memiliki komitmen mengusung visi Bali Mandara Jilid III, dipastikannya akan didukung. "Semua (calon) saya dukung. Namanya gubernur, harus dukung semua rakyatnya. Nanti biar rakyat yang nilai sendiri siapa yang lebih layak, yang lebih pas," ucapnya.
Disinggung tentang dukungannya untuk Sudikerta Gubernur Bali (SGB), Gubernur Pastika menyebut, hal tersebut secara otomatis. "Wagub? Gak usah ditanya kalau Wagub. Namanya Wagub pastilah," tegas Gubernur Pastika, yang didampingi Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali yang juga Wakil Gubernur (Wagub) Ketut Sudikerta.
Sementara itu sesaat sebelum membuka Seminar dan Lokakarya ini, Gubernur Pastika sempat diminta oleh peserta seminar untuk berbicara tentang SGB. Sayangnya, permintaan ini langsung ditolak Gubernur Mangku Pastika, dari atas podium. Ia beralasan, dirinya hadir pada kegiatan tersebut dalam kapasitas sebagai Gubernur Bali.
"Saya hadir dalam kapasitas saya sebagai gubernur. Saya tidak bisa membicarakan itu. Karena ingat bahwa, kita harus meruang. Kapan waktunya kita bicara politik, kapan waktunya bicara selaku gubernur," pungkasnya. san/ari
Komentar