Muhammadiyah Ajak Muslim Menahan Diri Terkait Ahok
Sabtu, 26 November 2016
00:00 WITA
Nasional
3429 Pengunjung
istimewa
Jakarta, suaradewata.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam untuk menahan diri dan tidak emosional dalam menghadapi persoalan dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Dalam suasana yang demikian, diperlukan sikap sabar yang super ekstra. Maka, sungguh diperlukan sikap lapang hati untuk saling menahan diri. Jangan terus saling menyudutkan, menyalahkan dan menegasikan satu sama lain," kata Haedar di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan umat Islam, termasuk warga Muhammadiyah, saat ini benar-benar diuji. Dalam menghadapi kasus Ahok, bukan hanya banyak yang beda cara dan strategi, tetapi mungkin juga ada yang beda pemahaman atau pandangan. Kondisi seperti ini sering terjadi dalam kehidupan umat Islam di manapun sepanjang sejarah.
Umat Islam, kata Haedar, agar menghindari ujaran dan tindakan yang dapat saling mencedarai hati satu sama lain. Jauhi tindakan yang dapat merugikan sesama umat Islam sendiri. Marwah atau kehormatan Islam sungguh dipertaruhkan dalam menghadapi situasi pelik seperti sekarang ini.
Belajar diam dan menahan diri sebagaimana tuntunan Nabi, lanjut dia, jauh lebih utama karena tantangan umat Islam sungguh berat. Jika di tubuh umat sendiri centang peranang, malah tidak elok. Sebaiknya Muslim mempraktikkan ukhuwah dan akhlak mulia ke dalam dan ke luar di kala menghadapi ujian berat seperti ini.
Jika menyangkut beda paham dan pandangan, kata dia, masalah dapat menjadi rumit, biasanya mengeras dan sering sulit dipertemukan. Lebih-lebih manakala masuk unsur politik di dalamnya, maka nuansanya dapat semakin tajam.
"Sungguh saat ini sesama umat Islam diuji kesabaran dan ketabahan diri. Buktikan ukhuwah Islam seiman di kala susana berat seperti ini. Para tokoh Islam juga diharap dapat saling tasamuh (toleransi) dan menenangkan suasana dengan menyiramkan air sejuk di hati umat," kata dia.
Dia juga berharap masyarakat memanfaatkan media sosial tidak dijadikan ajang untuk memanaskan hati dan suasana. "Semuanya diharapkan lebih seksama, bertabayun (melakukan kroscek) dan bersabar. Jangan mudah terpancing dan terprovokasi, agar umat Islam keseluruhan tetap terjaga kondusif," kata dia. */ari
*) Dilansir dari www.antaranews.com
Komentar