Panglima TNI : Bila Aksi Demo 25 November Benar - Benar Terjadi, Jangan Salahkan Kami Kalau Bertinda
Jumat, 18 November 2016
00:00 WITA
Nasional
4260 Pengunjung
istimewa
Jakarta, suaradewata.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyerukan kepada seluruh pemuda tanah air untuk menanggalkan ego dalam diri masing-masing. Dia juga mengajak agar selalu ingat akan sejarah perjuangan bangsa serta cegah hasutan hingga adu domba.
“Kita harus waspada, ego kita sekarang adalah kita lebih sering menggunakan kata ‘aku’, bukan ‘kita’. Mari kembali ingat sejarah, cegah hasutan, provokasi, dan adu domba!” seru Gatot saat memberi kuliah umum di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/11/2016).
Gatot mengatakan bahwa demo 4 November lalu adalah murni didesain anak bangsa dan berjalan dengan demokratis. Gatot juga menyinggung soal penetapan status gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menjadi tersangka soal kasus dugaan penistaan agama. Jikapun akan terjadi demo susulan, Gatot mengatakan ada unsur dari luar yang membuat kekacauan dan memecah belah NKRI dan akhirnya konsep membagi wilayah Indonesia akan terwujud.
“Tetapi apabila ada demo lagi, temanya sudah bukan ini, apalagi sekarang (Ahok sudah tersangka. (Bila ada demo lagi maka temanya pastilah) Gulingkan RI 1, pasti itu unsur-unsur dari luar yang akan membuat kekacauan dan memecah-belah NKRI dan akhirnya konsep membagi wilayah Indonesia akan terwujud, dan pastinya bila nanti tanggal 25 november demo terulang kembali , jangan salahkan kami bila akan terjadi yang tidak di inginkan.” ujar Gatot.
“Bagaimana cara mengatasinya? Seperti yang saya katakan tadi, sumpah pemuda melahirkan Bhinneka Tunggal Ika. Kalau lihat patungnya Garuda Pancasila, itu mencengkeram keras Bhinneka Tunggal Ika, karena Bhinneka Tunggal Ika kita bisa merdeka,” tegas Gatot.
Dengan senjata apa adanya, bambu runcing melawan senjata modern, para pejuang bisa mengusir penjajah. Menurut Gatot, Bhinneka Tunggal Ika adalah pusat gravitasi pemersatu bangsa.
“Bila tidak ada Islam, Kristen, Hindu, Buddha, bila tidak ada kepercayaan, itu bukan Indonesia. Itulah sebenarnya Indonesia,” bebernya. */ari
)* Dilansir dari serunyanontonbareng.blogspot.com
Komentar