PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Cagub Bali Diprediksi Habiskan Anggaran Rp100 Miliar

Selasa, 15 November 2016

00:00 WITA

Denpasar

3575 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Denpasar, suaradewata.com - Konsultan politik I Gusti Putu Artha, mengatakan, biaya politik yang dihabiskan oleh setiap calon gubernur (Cagub) pada Pilgub Bali 2018 mendatang cukup tinggi. Bahkan ia memprediksi, rata-rata tiap calon gubernur akan menghabiskan anggaran Rp75 miliar hingga Rp100 miliar.

"Saya memprediksi kalau nominalnya, antara Rp75 miliar sampai Rp100 miliar yang dihabiskan oleh setiap calon gubernur," tutur Putu Artha, saat dikonfirmasi di Denpasar, Senin (14/11).

Ia mengingatkan agar Pilgub Bali dengan biaya politik mahal itu, tidak dijadikan sebagai ijon politik. Cost politik yang tinggi, menurut mantan Komisioner KPU RI itu, akan berpotensi membuka ruang bagi terjadinya politik transaksional.

Dampaknya ketika calon itu terpilih, maka akan terjebak pada deal-deal kepentingan tertentu. Karena itu, ia mendorong agar ijon politik harus dihindari. Ini penting, agar nafas demokrasi bukan didasarkan pada kepentingan kekuasaan perorangan atau kelompok semata.

"Melainkan, yang utama, hajatan politik adalah merupakan pesta demokrasi untuk mencari calon pemimpin pilihan rakyat dan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat Bali," tandas Putu Artha.

Dengan kemunculan sejumlah nama calon gubernur Bali, ia berharap, akan muncul figur-figur calon pemimpin yang mumpuni dari segi modal tegas, bersih, dan berani dalam mengambil sikap dan keputusan. Demikian halnya soal figur muda ataupun munculnya figur alternatif menjelang Pilgub, ia berpandangan, calon pemimpin Bali merupakan figur yang mampu membawa masyarakat Bali lebih sejahtera.

"Saya berharap agar masyarakat tidak salah pilih untuk menentukan calon pemimpin Bali lima tahun ke depan. Sekali salah memilih atau diam tidak bersikap, maka dampaknya sampai lima tahun," pungkas Putu Artha. san/ari


Komentar

Berita Terbaru

\