Bangli, suaradewata.com – Setelah sempat mereda, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) kembali marak terjadi di Kintamani secara beruntun. Sesuai informasi yang dihimpun, Senin (10/10/2016), kasus curanmor menimpa korban Gusti Ayu Purnama Sari ( 12) pelajar SMP asal Banjar Gelagah Linggah. Apesnya, korban kehilangan sepeda motor jenis Honda Beat Nopol DK 6778 PL, saat tinggal masuk ruang kelas pada Sabtu (08/10/2016). Kronologi kejadian, berawal korban sekitar pukul 11.30, memarkir sepeda motornya di lahan kosong dekat SMPN I Kintamani. Waktu itu ada sekitar lima sepeda motor yang parkir di TKP. Setelah memarkir sepeda motornya, korban langsung menuju SMPN I Kintamani untuk mengikuti proses belajar. Sekitar pukul 16.00, saatnya keluar sekolah korban bermaksud mengambil sepeda motornya. Namun korban terkejut, mengetahui sepeda motornya telah raib tanpa jejak. Korban yang kebingungan, selanjutnya korban menghubungi orang tuanya dan melaporkan kasusnya tersebut ke Polsek Kintamani.
Lebih lanjut, keesokan harinya pada Minggu (09/10/2016), giliran kasus serupa menimpa Wayan Adi Putra (22) warga Banjar Petung, Desa Kintamani, Bangli. Korban kehilangan sepeda motor Honda Vario DK 2309 BX, yang saat kejadian diparkir di dekat warung milik I Wayan Berata, Banjar Bugbugan, Batur Tengah, Kintamani.
Informasi yang didapat, pada saat kejadian sekitar pukul 19.00, korban memarkir sepeda motornya di TKP selanjutnya ditinggal sembahyang dirumah saudaranya yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi. Sekitar pukul 20.00 wita, korban kembali dari sembahyang hendak mengambil sepeda motor. Korban pun dibuat kaget, karena sepeda motornya raib dan melaporkan kasus ini ke Polsek Kintamani.
Menurut penuturan sumber dilokasi, saat kejadian pemilik warung I Wayan Berata sempat melihat sebelum kejadian ada mobil avansa silver yang berhenti di TKP. Hanya saja, saksi ini tidak ingat nomor kendaraan tersebut.
Disisi lain, Kapolsek Kintamani Kompol Komang Tresna Arbawa Manik saat dikonfirmasi awak media via telepon, enggan mengangkatnya. Bahkan saat dikonfirmasi via BBM, juga tidak mau menjawab. Atas persoalan tersebut, yang jelas para korban berharap jajaran kepolisian Kintamani bisa segera mengungkap banyaknya kasus curanmor yang terjadi untuk menghilangkan keresahan warga. ard/ari
Komentar