Bangli, suaradewata.com – Serangan gulma dikawasan danau Batur, kini kian mengkhawatirkan. Pasalnya, keberadaannya mengancam terjadinya pendangkalan. Selain itu, banyaknya
serangan gulma berupa eceng gondok maupun rumput abuyat, juga menyebabkan sejumlah kawasan di Danau Batur terkesan kumuh.
Sesuai pantauan, Senin (10/10/2016), serangan gulma tampak menjamur di Dermaga Kedisan yang bertebaran hingga menutupi bagian tepi danau. Selain itu, kondisi yang sama juga terlihat hingga di tepian danau desa Buahan.
Kepala Badan (Kaban) Lingkungan Hidup Kabupaten Bangli I Made Alit Parwata saat dikonfirmasi mengakui banyaknya keberadaan gulma tersebut. Lantaran pertumbuhannya sangat cepat, keberadaan gulma sulit diberantas. “Gulma ini memang sangat mudah tumbuh dan berkembang,” ungkapnya. Atas persoalan itu, pihaknya mengaku telah beberapa kali melakukan pembersihan dengan melibatkan warga disekitar Danau Batur.
Dari kegiatan itu, didapat sekitar 15 truk eceng gondok berhasil dibersihkan untuk dibawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Br. Petak, Bangli untuk diolah menjadi kompos. “Keberadaan eceng gondok di Danau Batur tidak selamanya merugikan, asalkan tidak sampai menutup permukaan danau,” ungkapnya.
Lanjut dia, meski diakui keberadaan gulma tersebut dapat menyebabkan pendangkalan danau. Namun, lanjut dia, eceng gondok ini juga diperlukan untuk menjaga kondisi danau agar tetap sejuk sehingga mampu menjaga keseimbangan ekosistem disana. “Ibaratnya kolam, kalau tidak ada eceng gondok maka kondisi air akan cepat panas,” pungkasnya. ard/ari
Komentar