PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Lomba Ngelawar Festival Kerambitan #2

Minggu, 09 Oktober 2016

00:00 WITA

Tabanan

4150 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Tabanan, suaradewata.com– Semarak Festival Kerambitan #2 tidak hanya terjadi saat pembukaannya saja pada Jumat malam (7/10). Pada kelanjutannya, Sabtu (8/10), berbagai lomba mewarnai kegiatan untuk kedua kalinya ini. Mulai dari lomba mesatwa, lomba mewarnai, lomba ngelawar di sore hari. Serta, lomba Jegeg Bagus Kerambitan yang digelar malam harinya.

Salah satu lomba yang menyedot perhatian adalah lomba ngelawar yang diikuti belasan kelompok peserta yang terdiri dari masing-masing desa,SMP, dan SMA di Kecamatan Kerambitan. Dalam lomba ini, masing-masing kelompok bukan hanya berusaha menyuguhkan cita rasa semata, namun kekompakannya juga. Terlebih tema Festival Kerambitan #2 menitikberatkan kebersamaan dan rasa persaudaraan yakni  Vasudhaiva Kutumbakan, Living in Peace and Harmony.

Lomba yang digelar pada sore hari ini dibuka oleh Camat Kerambitan I Gede Sukanada dan anggota DPRD Kabupaten Tabanan I Gede Suadnya Darma yang kebetulan berasal dari Kerambitan.

Jalannya lomba tak hanya diisi dengan bunyi nektek atau merajang yang khas terdengar dalam proses pembuatan lawar. Karena di tengah, ada juga kelompok yang berusaha berimprovisasi dengan menampilkan genjek secara spontan sehingga mengundang gelak tawa penonton. Seperti dilakukan peserta dari SMP Negeri 1 Kerambitan.

Di awal kegiatan, anggota DPRD Tabanan I Gede Suadnya Darma sempat menguraikan makna dan filosofi yang tersirat dalam proses ngelawar. Sekalipun yang mereka lakukan pada festival dalam rangka kompetisi.

“Ada satu hal yang penting adalah bagaimana membentuk kebersamaan. Bagaimana kita sebagai pribadi berusaha menekan atau mengurangi ego yang kita miliki. Dan, itu tercermin dalam proses pembuatan lawar itu sendiri. Terlalu banyak garam, rasa lawar tidak akan enak. Terlalu banyak cabai juga tidak akan enak,” ulasnya.

Dalam pelaksanaannya, sistem penilaian melibatkan para juri yang justru berasal dari masing-masing perwakilan kelompok. Setiap perwakilan akan menilai lawar buatan kelompok lainnya. Akumulasi dari penilaian masing-masing kelompok itulah yang menentukan siapa pemenangnya.

Bila ada kelompok yang akumulasi nilainya sama, maka akan diputuskan oleh juri kehormatan seperti anggota DPRD Tabanan I Gede Suadnya Darma, Camat Kerambitan I Gede Sukanada, dan beberapa tokoh masyarakat Kerambitan.

Di akhir acara, kelompok dari Desa Meliling tampil sebagai juara satu. Selanjutnya, Desa Tibubiu menempati juara dua dan Desa Batuaji menduduki juara ketiga.gin/aga


Komentar

Berita Terbaru

\