PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Meningkatnya Intoleransi Beragama Sebagai Alat Penghancur Bangsa

Rabu, 28 September 2016

00:00 WITA

Nasional

4485 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

ilustrasi/istimewa

Opini, suaradewata.com – Peristiwa pembakaran Vihara dan Kelenteng di Tanjung Balai, Sumut, Jumat (29/7) merupakan momen yang dapat dinilai bahwa toleransi antar umat beragama di Indonesia sedang dalam kondisi memprihatinkan. Peristiwa tersebut awalnya bermula dari media sosial yang membuat berita provokatif oleh oknum warga sehingga terjadilah peristiwa tersebut. Seharusnya peristiwa itu dapat dicegah apabila setiap warga Indonesia memiliki toleransi agama yang tinggi, hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya terdiri dari menganut 6 agama berbeda (Islam, Kristen Protestan, Katholik, Buddha, Hindu, dan Konghucu).

Manusia sejatinya merupakan makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia diwajibkan mampu berinteraksi dengan individu/manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda dengannya salah satunya adalah perbedaan kepercayaan/agama. Maka sudah terlihat jelas meningkatnya intoleransi agama antar masyarakat Indonesia merusak asas Bhineka Tunggal Ika yang dapat merusak keutuhan bangsa.

Perkembangan teknologi saat ini tidak dapat ditolak oleh siapapun. Media sosial merupakan alat yang sering digunakan masyarakat untuk berbagai hal, seperti bersosialisasi, berjualan, dan bertukar informasi dengan orang lain. Namun seringkali media sosial tidak digunakan secara bijak dan yang terjadi malah menyebabkan masalah yang lebih besar. Kasus diatas merupakan indikator mengapa media sosial sangat rentan memberikan pengaruh terhadap orang banyak sehingga mudah disalahgunakan oleh oknum masyarakat tersebut agar dapat melakukan peristiwa itu. Masyarakat yang mudah terpengaruh pun dapat dinilai masih belum sepenuhnya mengerti mengenai toleransi agama.

Arti Kata Toleransi

Toleransi berasal dari bahasa latin dari kata "Tolerare" yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain. Toleransi juga dapat dikatakan istilah pada konteks agama dan sosial budaya yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas pada suatu masyarakat. Misalnya toleransi beragama dimana penganut Agama mayoritas dalam sebuah masyarakat mengizinkan keberadaan agama minoritas lainnya. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.

Pada sila pertama dalam Pancasila, disebutkan bahwa bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing merupakan hal yang mutlak. Karena semua agama menghargai manusia, oleh karena itu semua umat beragama juga harus saling menghargai sehingga terbina kerukunan hidup antar umat beragama. Untuk itu, masyarakat Indonesia perlu menanamkan di dalam diri sendiri mengenai arti sila pertama dalam Pancasila. Hal ini merupakan langkah kita sebagai warga Indonesia melalui menghargai para perumus Pancasila dengan cara meningkatkan toleransi  antar umat beragama sehingga tidak terjadi lagi peristiwa-peristiwa yang merugikan dan menyudutkan salah satu agama di Indonesia. 

 

Fandy

Pengamat Sosial Budaya

 


Komentar

Berita Terbaru

\