Labfor Rilis Penyebab Gili Cat II Meledak
Senin, 19 September 2016
00:00 WITA
Denpasar
3705 Pengunjung
suaradewata
Denpasar, suaradewata.com - Kepala Pusat Laboratorium Forensik (Kalabfor) Kombes Pol Koesnadi menerangkan dari hasil olah TKP Kapal KM Gili Cat 2 yang meledak pada Kamis (15/9) lalu di Pelabuhan Padang Bai, Karangasem, bahwa kapal tersebut meledak memang murni karena kecelakaan.
Hal ini ditunjukkan dari hasil identifikasi pihaknya, mulai dari meledaknya kapal pada Kamis (19/9) hingga Senin (19/9).
Ukuran kapal mulai 1,8 meter dari dek paling belakang dan 1,5 meter ujung kapal nah menurutnya, posisi ledakan berasal dari bawah lantai dek kapal jadi ini bukan dari 'bahan peledak', katanya.
"Ledakan diakibatkan hasil pemeriksaan tim Labfor ccabang Denpasar, sebagai pemeriksa kapal ini menggunakan kekuatan mesin tiga mesin, per mesin 300 PK. Kapal menggunakan tangki dengan bahan bakar bensin, dan dari view outlet terjadi kelonggaran ada konektor ke mesin. Kelonggaran disebabkan disitu ada sisa air bisa dari uap air laut yang bisa menyebabkan erupsi," ujarnya di Mapolda Bali, Senin (19/9).
Dipaparkannya, muncul rembesan keluar, karena bensin bahan bakarnya akhirnya liquid berubah menjadi konsentrasi uap. Yang disebut Lower eksplosive limit (LEL). LEL ini akunya bisa mencapai hingga 1,4 persen sampai 7,6 persen (upper).
"Memenuhi uap korban itu berubah. Sampai menjadikan LEL sampai ke upper. Saya menemukan pipa pecah berdiameter sekitar 3 inchi itu dalamnya ada saluran keelektrikan kapal dari mesin kapal itu sampai ke arah pembangkit. Goncangan kapal berguncang timbul satu gesekan itu yang memperlemah sambungan. Kapal itu kan lama. Listrik inilah yang memicu ledakan ini," tandasnya.
Imbuhnya, bahwa bagian yang meledak terletak dibawah lantai, lantai tersebut terdiri dari sekat, dan sekat inilah sebagai penahan lantai.
"Disitu ada 3 jalur kabel, sehingga menimbulkan gesekan yang disebabkan dari uap yang bisa dari air laut ataupun uap air laut, gas itu kan ringan," tandasnya.
Secara garis besar ledakan Gili cat 2, ujarnya berasal dari uap bensin yang sudah mencapai titik adanya gangguan keelektrikan di pipa diameter 3 inchi sehingga terjadilah kelonggaran yang memicu udara atau uap sehingga timbul satu gesekan yang memperlemah sambungan.
"Listrik inilah yang memicu ledakan sehingga kekuatannya memenuhi di dek rongga kapal dan mengakibatkan kapal meledak," pungkasnya.
Sementara itu, pasca diputuskannya bahwa kapal tersebut murni kecelakaan, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol A. A Made Sudana mengatakan, pihaknya masih menetapkan status nahkoda sebagai terperiksa.
"Kita sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk nakhoda dan 3 ABK, namun masih sebatas terperiksa. Kita masih tunggu hasil dari Labfor dan nanti kita akan putuskan setelah nanti hasil pemeriksaan apakah karena kelalaian atau bukan," singkatnya. ids/ari
Komentar