Dua Jam, Bendera Tolak Reklamasi Berkibar Di Gedung DPRD Bali
Kamis, 25 Agustus 2016
00:00 WITA
Denpasar
4800 Pengunjung
suaradewata
Denpasar, suaradewata.com - Ribuan massa yang mengatasnamakan ForBali dalam kurun waktu dua jam menduduki Gedung DPRD Bali, Renon, Kamis (25/8/2016). Mereka melakukan aksi tolak reklamasi Teluk Benoa.
Aksi di mulai dari parkir timur lapangan Bajra Sandhi, Renon yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan longmarch menuju gedung DPRD Bali. Aksi dilakukan dengan melakukan orasi dari sejumlah desa adat di Bali.
Sejumlah perwakilan desa adat mengatakan yang diperlukan Bali adalah pemerataan pembangunan. Mereka menyerukan jika saat ini pembangunan hanya berpusat di Bali Selatan sementara kabaputen di kawasan Bali Utara seperti Singaraja, Negara dan Kawasan Timur seperti Karangasem tidak berjalan maksimal.
Dalam pernyataan sikapnya, ForBali meminta DPRD Bali merekomendasikan kepada Presiden Jokowi agar membatalkan reklamasi Teluk Benoa dan mengembalikan kawasan Teluk Benoa menjadi kawasan konservasi atau suci. Mereka juga meminta semua pihak menghargai dan menghormati hak-hak masyarakat adat di kawasan pesisir Teluk Benoa.
ForBali juga meminta Gubernur Bali Made Mangku Pastika agar bersurat kepada Presiden agar membatalkan reklamasi Teluk Benoa sebagai pertanggungjawaban politik atas permintaan kepada pemerintah pusat yang mengubah kawasan konservasi Teluk Benoa menjadi kawasan pemanfaatan umum.
"Menyatakan ini murni gerakan rakyat Bali untuk mempertahankan kelestarian pesisir teluk Benoa dan masyarakat Bali menyatakan dukungan terhadap desa adat Bali di tengah tidak ada dukungan dari pemerintah daerah", ujar Koordinator ForBali, Wayan Gendo Suardana.
Gendo yang merupakan aktivis Walhi ini juga menyatakan, bahwa dirinya tidak pernah berbuat rasis seperti yang dilaporkan LSM Pospera. Kata dia kriminalisasi atas dirinya tidak akan mengurangi semangat menolak reklamasi.
Usai longmarch, tampak massa memasang bendera berukuran besar di gedung DPRD Bali. ids/ari
Komentar