PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Warga Keluhkan Infrastruktur Jalan, Dewan Provinsi “Sentil” Perbekel Desa Sudaji

Rabu, 17 Agustus 2016

00:00 WITA

Buleleng

6605 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Buleleng, suaradewata.com – Warga Banjar Ceblong, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, sudah hampir 30 tahun mengeluhkan rusaknya infrastruktur jalan kabupaten menuju kawasan wisata bendungan. Hal tersebut terungkap dari keterangan Kelian Dusun (Kadus) Ceblong, Wayan Sudama, ketika menghadiri rangkaian perayaan HUT RI ke-71 di kawasan Bendungan Sudaji, Rabu (17/8).

“Sudah berpuluh tahun kondisi jalan di dusun (Ceblong) kami ini rusak parah. Ada sekitar 300 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di dusun saya dan sebagian besar bekerja sebagai petani. Mereka kesulitan untuk mengangkut hasil pertanian yang padahal dusun kami salah satu basis penghasil di sektor pertanian,” papar Sudama.

Sudama yang baru diangkat sebagai Kadus sejak November 2015 lalu mengaku, pemerintahan dusun sebelumnya sudah beberapa kali mengusulkan kepada Pemkab Buleleng melalui pemerintahan desa. Sebelum dirinya diangkat pun, sempat ada pengukuran yang dilakukan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum Pemkab Buleleng.

Setelah dipasang patok, lanjut Sudama, tidak ada lagi aktifitas yang mengarah kepada kegiatan perbaikan jalan. Hingga akhirnya, kondisi jalan sampai berita ini di upload masih dalam keadaan rusak parah.

Menurut Sudama, kerusakan kondisi jalan tersebut lebih dari 1 Kilometer dan merupakan akses utama menunju kawasan wisata bendungan Sudaji serta salah satu jalur menuju objek air terjun di bagian selatan Desa Sudaji.

Bukan hanya mempermasalahkan kerusakan infrastruktur jalan yang tidak pernah mendapat perhatian dari Pemkab Buleleng, sejumlah pembangunan yang rencananya sudah dibawah 2 tahun lalu dengan pihak Provinsi Bali pun hingga kini terbengkalai. Sudama menyebut terkait dengan pembangunan sebuah kolam renang berkonsep natural yang awalnya diharapkan mendongkrak  perekonomian Desa Sudaji.

Dikatakan, sejak kesepakatan dan pembahasan pada dua tahun lalu pun belum mendapat tindak lanjut oleh pemerintahan baik desa maupun Kabupaten Buleleng. Padahal selain diharapkan mampu mendongkrak pendapatan desa, lanjut Sudama, pembangunan yang diyakini terealisasi itu pun diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di Desa Sudaji.

Dikonfirmasi disela-sela acara lomba yang pelaksanaannya dilangsungkan dalam kepanitian bersama warga dan Mahasiswa KKN Fakultas Teknik Universitas Udayana tersebut, Perbekel Sudaji, Komang Sudiarta, mengaku sudah hampir 30 tahun kondisi kerusakan jalan tersebut berlangsung.

“Kami sudah pernah memohon ke kabupaten (Pemkab Buleleng) sekitar tahun 2013. Karena tidak pernah mendapat respon, maka kami tidak pernah lagi mengajukan. Sebelum saya jadi Perbekel (Desa Sudaji) pun sudah ada yang mengajukan. Tapi juga tidak ada respon,” papar Sudiarta.

Ia pun membenarkan status jalan yang hampir sepanjang 2 Kilometer tersebut berstatus jalan milik pemerintah Kabupaten Buleleng. Kondisi status jalan kabupaten tersebut pun menyebabkan sejumlah pembangunan betonisasi batal dilakukan. Pasalnya, pada tahun 2015 ada pihak Dinas Pariwisata Provinsi Bali yang awalnya akan membangun jalan beton di kawasan tersebut namun batal akibat status jalan merupakan kewenangan Pemkab Buleleng.

“Objeknya (Pariwisata) ada bendungan yang lanjut menuju air terjun. Jarak air terjun ke air terjun sekitar dua kilometer,” papar Sudiarta mengakui potensi desa yang dipimpinnya tersebut.

Ia pun mengaku rencana pembuatan kolam renang dengan konsep alami yang memanfaatkan air yang bersumber dari mata air di Desa Sudaji. Dan terkait dengan gagalkan pembangunan tersebut disebabkan belum ada gerakan apapun yang dilakukan oleh pemerintahan di Desa Sudaji selaku pihak yang nantinya akan mengelola.

Ironisnya, tidak munculnya inisiatif dari Perbekel Desa Sudaji tersebut mendapat “sentilan” atau sindiran langsung dari anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali, Nyoman Tirtawan, yang turut hadir dalam acara pembukaan.

Menurut Tirtawan, potensi yang luar biasa dari Desa Sudaji sudah selayaknya mendapat perhatian khusus oleh pemerintahan baik di Desa Sudaji maupun Kabupaten Buleleng. Pasalnya, selain dikenal sebagai salah satu kawasan argo pertanian dan perkebunan, sejumlah produk hasil perkebunan di Desa Sudaji sudah terkenal sampai luar Kabupaten Buleleng.

Selain itu, sejumlah potensi alam baik bendungan dan kondisi air jernih sungai yang setiap saat mengalir di Desa Sudaji merupakan salah satu prospek pariwisata yang perlu menjadi prioritas. Tirtawan mengatakan, prioritas pengelolaan potensi tersebut merupakan salah satu tujuan dari program Nawa Cita milik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dengan mendapat prioritas perhatian utama dalam sektor pembangunan, maka pengelolaannya pun tentu melibatkan masyarakat di seputar kawasan objek wisata tersebut. Bahkan, lanjut Tirtawan, tidak akan terjadi urban penduduk desa ke daerah perkotaan untuk mencari lapangan perkerjaan.

“Coba pikirkan secara rasional. Orang yang tujuannya berwisata tracking ke air terjun tentu sepulangnya kan melewati kawasan bendungan. Jika dulu jadi dibangun kolam renang natural, maka yang berkeringat setelah dari air terjun bisa mandi segar di kolam renang natural lalu pulang. Butuh revolusi mental bagi seluruh jajaran pemerintahan baik desa maupun kabupaten untuk perhatian dengan potensi yang ada dan memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat di desa,” kata Tirtawan.

Terkait dengan acara perayaan HUT RI ke-71 tersebut, Kordinator mahasiswa KKN Fakultas Teknik Universitas Udayana, Gede Ryan Pradnya Prastika, mengatakan, acara tersebut terselenggara atas peran bersama dengan masyarakat di kawasan Desa Sudaji. Mahasiswa KKN Fakultas Teknik UNUD Denpasar yang berjumlah 16 orang tersebut turut membantu dalam kepanitiaan acara.

“Kami termotifasi sebab bertahun-tahun tidak pernah ada acara perayaan hari kemerdekaan di kawasan ini (Desa Sudaji), sehingga melihat antosias masyarakat di Dusun Ceblong, maka kami membantu mempersiapkannya agar acara terlaksana dengan baik,” pungkas Ryan.adi/aga


Komentar

Berita Terbaru

\