P4S Widya Tani Mandiri Ajak Petani Pupuan Tingkatkan Daya Saing
Senin, 15 Agustus 2016
00:00 WITA
Tabanan
4004 Pengunjung
suaradewata
Tabanan, suaradewata.com –Jika dikelola dengan baik dan profesional, maka sektor pertanian (agrobisnis) seharusnya bisa tampil sebagai salah satu sektor yang paling menjanjikan dan strategis bagi Kabupaten Tabanan.
Hal itu mengemuka dalam pelatihan peningkatan SDM petani dan kelompok tani yang dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Widya Tani Mandiri, Minggu (14/8/2016), di Sekretariat P4S-Desa Padangan, Kecamatan Pupuan Bali.
Melalui pelatihan sehari ini, P4S merangkul sejumlah petani, kelompok tani, PPL dan pengurus koperasi yang ada diwilayah Kecamatan Pupuan untuk secara bersama-sama mengevaluasi seluruh kelemahan manajemen pemasaran produk pertanian pada tahun sebelumnya.
Di samping itu pelatihan juga dimaksudkan untuk mendata semua kebutuhan dan kendala sehingga mudah memberi masukan kepada pemerintah daerah agar turut memberi dukungan dan perlindungan hukum bagi petani dan produk pertanian-khususnya produk pertanian yang berasal dari Pupuan Tabanan.
Dalam presentasinya, Ketua P4S Jro Putu Tesan, S.Sos mengatakan, agar memiliki daya saing dan mampu mengakses peluang pasar, maka pengelolaan sektor pertanian (agrobisnis) membutuhkan penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan yang nantinya dapat menjadi dasar hukum kerjasama pemasaran, tegas Jro Tesan.
Jro Tesan menambahkan, berdasarkan pengalaman selama ini mulai dari proses persiapan, penyusunan kontrak kerja/MOU, distribusi, keuangan serta perlindungan hak-hak petani maupun produk pertanian masih mengalami beberapa kendala karena secara kelembagaan belum berjalan optimal.
Kata dia, khusus pemasaran buah manggis, peningkatan kapasitas SDM, manajemen dan legalitas hukum mutlak harus kita benahi dan kita perkuat, salah satunya adalah melalui wadah Koperasi yang sudah terbentuk sehingga antara Koperasi yang bergerak di bidang jasa dan produksi dapat saling memperkuat, imbuhnya.
Disamping penguatan SDM dan manajemen Koperasi, pada kesempatan ini juga dibahas peluang budidaya produk pertanian unggulan yang memiliki nilai sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi tinggi di masa yang akan datang. Antara lain durian, pepaya, dan bambu tabah atau tiying tabah.
Khusus untuk bambu tabah dijelaskan oleh Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, Msi., bahwa rembung bambu tambah potensial menjadi produk pertanian unggulan bagi Bali. “Rebung Bambu Tabah memiliki pasar eksport yang sangat bagus,” terang Ibu Diah.
Diah Kencana menambahkan, kedepan penguatan sektor agrobisnis harus memberi keuntungan nyata bagi masyarakat lokal, bukan yang menikmati hasilnya malah pengusaha yang datang dari jauh-jauh, sementara petani lokal hanya dapat lelahnya saja, pungkas Diah Kecana yang sehari-hari juga sebagai staf pengajar di Fakultas Teknologi Pertanian UNUD .
“Mengisi pasar eksport petani harus terus dibina dan diperkuat melalui wadah Koperasi. Lembaga Koperasi merupakan wadah yang paling idial agar SDM petani dapat diberdayakan sehingga memiliki daya saing dalam pemasaran produk pertanian, imbuhnya.
Di dunia ada 1.600 jenis bambu dan 10 persennya tumbuh di Indonesia, 40 jenis ditemukan tumbuh di Bali, salah satunya adalah Bambu Tabah. Bambu Tabah merupakan jenis mambu lokal Bali. Kecamatan Pupuan dan sekitarnya merupakan satu-satu wilayah di Bali dimana Bambu Tabah tumbuh dengan baik dan ditanam petani cukup banyak.
Bambu Tabah mulai memproduksi rebung dengan kuwalitas baik pada umur tiga tahun, dengan perawataan khusus jenis mambu ini bisa bertahan 100 tahun, artinya menanam bambu jenis ini akan tersedia ketahan pangan yang cukup lama bagi masyarakat lokal.
Disamping rebungnya, tanaman bambu tabah juga memiliki fungsi sosial budaya dan lingkungan sehingga penting untuk dibudidayakan. “Kedepan melalui pola kerjasama yang baik, pemerintah daerah diharapkan dapat merespon dengan cepat pengembangan produk unggulan pertanian asal Tabanan, dan visi pengembangannya benar-benar menjadikan pilar ekonomi rakyat, bukan sekedar proyek,” harap Diah. nur/hai
Komentar