PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Kue Kering Berisi 500 Ekstasi Tanpa Tuan Kecohkan Polda Bali

Jumat, 12 Agustus 2016

00:00 WITA

Denpasar

4015 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Denpasar, suaradewata.com – Sebanyak 500 butir ekstasi dikirim ke Bali melalui jasa pengiriman JNE. Kiriman tersebut disampaikan ke alamat Gang Noja Indah No 7A, Kesiman, Denpasar Timur dengan nama penerima Budiarta. Paket tersebut dikirim dan dikemas dalam kemasan kue kering bernama KLOP.

Direktur Narkoba Polda Bali Kombes Pol Frangky Hariyanto Prapat menjelaskan, karena penerima merasa tidak pernah memesan barang, dan tidak kenal dengan alamat pengirim, maka barang tersebut ditaruh begitu saja di ruang depan rumahnya. Setelah beberapa hari tidak ada kabar, maka saksi Budiarta menghubungi kembali pihak JNE untuk mengembalikan barang tersebut namun alamatnya pengirim tidak ada dan hanya tertera nomor HP pengirim.

"Petugas akhirnya bekerja sama dengan JNE untuk menelusuri pengirim dan ternyata pengirimnya adalah seorang warga binaan di Lapas di Malang, dan diketahui merupakan wargan binaan atau Napi asal Lapas Kerobokan. Dari pemeriksaan komunikasi di HP, diketahui jika nomor tersebut berasal dari Madiun dan pernah ditelp saat berada di Malang. Warga binaan atau Napi tersebut pernah dipindahkan dari Lapas Kerobokan ke Madiun dan terakhir dipindahkan ke Malang," ujarnya saat rilis di Mapolda Bali, Jumat (12/8/2016).

Ia menjelaskan, sebenarnya polisi sudah memantau, mengintai adanya seseorang yang akan mendatangi barang haram tersebut. Namun sampai dengan 18 hari, polisi sampai tidur di rumah Budiarta, namun tidak membuahkan hasil. Polisi akhirnya mengambil keputusan untuk menyita barang bukti tersebut untuk dijadikan barang bukti.

"Nanti Senin (15/8), penyidik akan memanggil para saksi yakni pemilik rumah, petugas JNE untuk dimintai keteranaannya. Sayangnya, polisi tidak bisa menemukan pengedarnya karena sudah tidak aktif lagi nomor Hp-nya," ujarnya.

Dalam paket tersebut, bungkusan makanan kecil sudah dipotong kemasannya. Kemudian di setiap kemasan dimasukan 100 butir ekstasi. Ada 5 bungkus makanan kecil sehingga totalnya ada 500 butir ekstasi.

Dalam kemasan makanan kecil tersebut dicampur antara makanan benaran dengan 100 butir ekstasi kemudian ditutup lagi dengan tisu, sehingga kelihatan masih seperti kemasan makanan kecil. Pengirim berdasarkan hasil pemeriksaan komunikasi melalui HP berada di LP Kepanjen Malang.

Menurut Hariyanto, pihaknya sudah berkoordinasi dengan JNE untuk memeriksa dengan teliti setiap barang yang akan dikirim. Bila ditemukan barang-barang yang tidak dikenali jenisnya, alamat pengirim dan penerimanya, maka sebaiknya segeralah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terdekat. Hal ini mutlak dilakukan karena di JNE dan jasa pengiriman lainnya tidak memiliki alat pendeteksi narkoba. Ia meyakini jika modus yang sama sudah sering terjadi dan masuk ke Bali karena pengiriman melalui paket bandara diperketat. Hariyanto juga meyakini jika banyak barang haram tersebut sudah masuk ke kabupaten dan kota di Bali.

"Saat ini hasil pantauan kami, penangkapan sudah sering terjadi di kabupaten dan kota di Bali. Makanya seluruh Kasat Narkoba harus bekerja, harus bersinar. Sebab kalau tidak, sesuai arahan Kapolda Bali harus digeser," pungkasnya.ids/hai

 


Komentar

Berita Terbaru

\