Perang Sampah Disetiap Desa
Senin, 01 Agustus 2016
00:00 WITA
Klungkung
3568 Pengunjung
suaradewata
Klungkung, suaradewata.com - Kabupaten Klungkung saat ini tengah berupaya keras mengurangi volume sampah yang dihasilkan masyarakat setiap hari. TPA Sente di Kecamatan Dawan pun kondisinya saat ini sudah penuh dan tidak mampu menampung sampah dalam jumlah besar. Untuk itu Pemkab Klungkung menggunakan berbagai upaya untuk bisa mengurangi volume sampah yang terbuang ke TPA Sente. Setelah berupaya dalam pengadaan mesin incenerator dan bertemu Pamkab Bangli supaya diijinkan ikut menggunakan TPS Regional, kali ini Pemkab Klungkung mendorong pendirian Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) diseluruh desa dan kelurahan se kabupaten Klungkung.
Bertempat di ruang rapat Praja Mandala kantor Bupati Klungkung, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengumpulkan para lurah, perbekel dan Bendesa se-Klungkung daratan Senin (1/8). Kegiatan ini dilakukan guna mendorong desa untuk membangun TPST di desanya masing masing. Bupati Suwirta didampingi Kadis Kebersihan dan Pertamanan (DKP) A.A. Kirana dan Konsultan TPST Ketut Suarnaya memaparkan pentingnya dibangun TPST dimasing masing desa.
Berdasarkan laporan Kadis DKP A.A. Kirana, dari 37 desa dan 6 kelurahan yang ada di Klungkung daratan, baru hanya 3 desa yang memiliki TPST, ketiga desa ini diantaranya Tangkas, Takmung dan desa Nyanglan. Ketiga warga desa ini telah bisa menikmati manfaat dari adanya TPST dan Bank sampah. “Tidak hanya kebersihan yang dirasakan warga desa yang telah memiliki TPST, namun warga juga mendapatkan keuntungan ekonomis dari bank sampah,” ujar A.A Kirana.
Sementara itu konsultan TPST dan Bank Sampah Ketut Suarnaya mengatakan bahwa Pulau Bali sudah dikepung sampah dimana mana. Ketut Suarnaya yang merupakan seorang pemerhati sampah dan telah berkecimpung dipengolahan sampah selama 11 tahun mengamati hampir disetiap lahan kosong pasti digunakan sebagai tempat pembuangan sampah liar. Pria asli Denpasar ini telah berhasil membantu pengelolaan sejumlah TPST disejumlah daerah di Bali. Terakhir, Ketut Suarnaya berhasil membantu pengelolaan TPST Desa Takmung hingga berhasil seperti sekarang. “ TPST tidak menghasilkan pencemaran udara seperti TPA pada umumnya, malahan sampah yang sudah dipilah akan sangat bernilai ekonomis, dengan jumlah KK maksimal 1000 KK, hanya diperlukan lahan 2 are untuk membangun sebuah TPST,”ujar Ketut Suarnaya. Sisi ekonomis juga perlu disampaikan kepada warga untuk memicu semangat warga dalam menerima kehadiran TPST dan Bank Sampah.
Bupati Suwirta dalam kesempatannya mengatakan bahwa Pemkab telah merancang Perbup tentang pengolahan sampah. Selain itu Pemkab juga telah menganggarkan Rp 4 miliar guna memerangi dan mengurangi sampah. Dana tersebut nantinya digunakan untuk penambahan tenaga kebersihan, penambahan armada serta pengadaan mesin pengolah sampah plastik menjadi peralatan rumah tangga. “Dalam penanganan sampah, semua komponen harus ikut bergerak, tidak hanya mengandalkan pemerintah, masyarakat harus turut serta mengelola sampah yang mereka hasilkan,” ujar Bupati Suwirta. Mendirikan sebuah TPST dan mengelola sampah warga diminta untuk tidak gengsi.“Jangan tunda tunda lagi, kepada para perbekel segera lakukan sosialisasi kepada warga sementara kepada Dinas DKP bersama konsultan segera rancang sebuah sistem TPST,”ujar Bupati asal Nusa Ceningan.
Setelah sosialisasi dihadapan para Lurah, Perbekel serta Bendesa, selanjutnya akan dilakukan sosialisasi dihadapan para kepala sekolah se-kabupaten Klungkung. jul/ari
Komentar