Denpasar, suaradewata.com - Sekali lagi, panggung politik Bali menghadapi ujian berat. Hal ini menyusul penangkapan anggota DPR RI asal Dapil Bali, Putu Sudiartana, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam sebuah operasi tangkap tangan (OTT) beberapa waktu lalu.
Apalagi, ini bukan kali pertama politisi Bali di Senayan berurusan dengan KPK. Jauh sebelum Sudiartana, Jero Wacik sudah terlebih dahulu ditahan KPK. Bahkan, Jero Wacik belum sempat dilantik menjadi anggota DPR RI.
Kondisi ini menuai kecaman dari banyak pihak. Apalagi, dengan dua kasus tersebut, citra politisi Bali menjadi tercoreng di pentas nasional. Selain kecaman, kasus ini juga mendapat catatan kritis dari sejumlah kalangan, tak terkecuali dari generasi muda Bali.
Salah satunya datang dari politisi muda asal Buleleng, Bagus Santa Wardana. Ia berpandangan, korupsi kini menjadi virus yang nyaris melumpuhkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi kasus korupsi yang sering mencuat, justru melibatkan para petinggi negara. Ini akan menjadi contoh buruk, sehingga harus diperangi bersama.
"Korupsi ini ibarat penyakit sudah sangat kronis. Maka dari itu, perlu langkah luar biasa untuk memerangi korupsi,” tuturnya, di Denpasar, Senin (4/7).
Salah satu langkah luar biasa tersebut, yakni dengan tidak lagi menganggap korupsi sebagai budaya. Selain itu, perlu langkah besar untuk memutus rantai virus korupsi ini sehingga tidak menjangkiti generasi muda.
"Jika generasi muda sampai menganggap ini hal yang biasa, maka rusaklah masa depan bangsa ini. Anak muda, khususnya yang terjun di dunia politik, harus sejak dini ditanamkan semangat anti korupsi,” tandas Gus Santa, sapaan akrab Bagus Santa Wardana.
Ia mengingatkan generasi muda, sulit bagi bangsa ini akan maju apabila korupsi terus membudaya. "Usia muda adalah modal, agar tangan terus terkepal untuk melewati medan terjal politik. Boleh boleh saja berkompromi dengan situasi, namun tetap pancangkan garis batas yang tak boleh dilewati," ajaknya.
Sebagai politisi muda Bali, Gus Santa juga mengajak teman-teman segenerasinya, untuk mulai mentradisikan politik yang sehat. Berpolitik juga harus dibiasakan tanpa mahar apalagi transaksi yang justru mencederai demokrasi. "Ini penting, karena politik transaksional itu adalah cikal bakal korupsi," ujar putra mantan Bupati Buleleng itu.
Ia berkeyakinan, apabila dalam proses politik hanya mengedepankan transaksi jual beli suara dan dukungan, maka niscaya siapapun yang terpilih akan memiliki hasrat untuk korupsi. "Kalau dari awal sudah jual beli suara, maka jangan harap korupsi bisa diberantas,” pungkas Gus Santa. (san/gus)
Komentar