Bagasi Jok Motor Dicongkel, Uang ADD Rp 300 Juta Lebih Raib
Rabu, 01 Juni 2016
00:00 WITA
Bangli
6437 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Bendahara Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Bangli, I Wayan Dastri (40) histeris setelah uang Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar ratusan juta yang baru saja ditariknya dan ditaruh di bawah sepeda motornya raib tanpa jejak. Diduga korban menjadi sasaran pencurian dengan modus congkel sadel. Atas kejadian tersebut, korban langsung melapor ke Polsek Kintamani dengan diantar sejumlah perangkat desa setempat, Rabu (1/6/2016).
Dari keterangan korban, kasus pencurian yang menimpaknya dengan modus congkel sadel tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 11.30 Wita. Saat itu, korban baru saja menarik dana desa sebesar Rp 307.701.000 di BPD Cabang Pembantu (Capem) Kintamani. “Agar aman uang tersebut saya taruh di bawah sadel (jok),” ungkapnya.
Hanya saja, dalam perjalanan pulang korban justru sempat mampir ke sebuah mini market dan warung untuk membeli sesuatu. Korban baru sadar, uangnya hilang setelah tiba di kantor desa saat membuka sadelnya. “Saat saya buka, sadel motor saya sudah rusak dan sulit dibuka. Setelah dibuka paksa, uang dana desa yang baru saya tarik sudah hilang,” ungkapnya dengan kondisi linglung.
Sementara Kapolsek Kintamani Drh Komang Arbawa Manik saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan tersebut. Dikatakan, atas laporan korban, pihaknya kini tengah menurunkan anggotanya untuk proses penyelidikan untuk mengungkap pelakunya. “Kasusnya masih dalam lidik,” tegasnya.
Dari hasil pemeriksaan, kejadian karena ketelodoran korban. Di mana saat menarik uang sebesar Rp 370.701.000 di BPD Capem Kintamani pukul 10.30 Wita, tidak meminta pengawalan.
“Dari dulu kami sudah memberikan himbauan kepada seluruh perbekel, jika menarik uang lebih dari Rp 100 juta agar menggunakan pengawalan. Kami sudah siap melakukan pengawalan secara sukarela. Tapi ini jarang yang memanfaatkan,” ujarnya.
Ditambahkan, kasus congkel sadel tersebut terjadi karena korban tidak langsung pulang ke kantor desa. Setelah selesai transaksi, korban menaruh yang tersebut pada bagasi di bawah jok motor honda beat DK 2333 P. Dalam perjalanan dari BPD menuju Desa Awan, korban justru sempat mampir di Toko Wisnu sekitar lima menit untuk membeli termos. Sementara sepeda motornya diparkir di depan toko.
“Selesai berbelanja korban tidak mengecek kembali uang yang disimpan di sadel motornya, namun langsung mengendarai motornya menuju Kantor Desa Awan,” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Arbawa Manik, sebelum sampai di kantor desa, korban justru kembali mampir di sebuah warung yang ada di Desa Awan untuk membeli es sambil bercerita dengan teman-temannya. Sedangkan sepeda motornya diparkir di depan warung dengan kunci nyantol. Korban berada di warung tersebut sekitar 10 menit dan selesai minum es korban menuju kantor desa.
“Hasil lidik sementara sadel sepeda motor korban memang mengalami kerusakan seperti habis dicongkel. Namun kita masih akan melakukan pendalaman kasus untuk memastikan setiap kemungkinan lain yang terjadi,” pungkasnya. ard
Komentar