Indahnya Pesona Air “Terjun Dari Langitâ€
Minggu, 29 Mei 2016
00:00 WITA
Bangli
7969 Pengunjung
suaradewata
Bangli, suaradewata.com – Selain memiliki kawasan Geopark Batur, Kabupaten Bangli banyak menyimpan berbagai potensi wisata yang tak kalah menakjubkannya. Hanya saja, kebanyakan potensi wisata tersebut masih terpendam akibat belum maksimalnya promosi dan perhatian yang diberikan Pemkab Bangli.
Karena itu, kebanyakan potensi wisata tersebut mulai dikenal justru setelah diunggah ke media sosial. Salah satunya, pesona air terjun Tukad Cepung yang juga dikenal dengan air terjun turun dari langit yang berlokasi di Banjar Penida Kelod, Tembuku, Bangli.
Menariknya, selain karena keindahan air terjunnya, di tempat ini juga terdapat sembilan pancoran yang dikenal sebagai petirtaan Nawa Ratna. Konon, air pancoran menyembuhkan berbagai penyakit.
Karena keindahan dan keunikannya itu, setiap musim liburan dan hari-hari tertentu. Tujuan wisata ini selalu ramai dikunjungi baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Seperti apa keindahan Air Terjun dari Langit itu, berikut sekilas cerita perjalanan wartawan www.suaradewata.com saat berkunjung langsung ke Air Terjun Tukad Cepung.
Dari arah perempatan Kecamatan Tembuku, lokasinya hanya berjarak kurang lebih satu kilometer menuju arah utara, tepatnya ke banjar Penida Kelod. Selanjutnya, di pertigaan jalan raya banjar tersebut sudah terpampang jelas petunjuk menuju air terjun yang fenomenal tersebut. Tinggal mengikuti petunjuk berupa baliho dan plang tersebut. Sekitar 200 meter kita sudah sampai disebuah parkiran yang cukup luas depan Pura Dalem. Nah, dari parkiran ini, kita tinggal berjalan kaki sekitar lima ratus meter, menyusuri jalan setapak dan berundag.
Dalam pejalanan menuju Tukad Cepung, kita akan melintasi sebuah dam yang oleh warga setempat dikenal dengan sebutan tukad Yeh Gadang. Tapi, jangan salah, meski sebutannya Yeh Gadang, kondisi air di sungai ini justru sangat jernih dan alami. Karena itu, banyak pengunjung sepulang dari Air Terjun Cepung yang berada dibawah sungai ini, mandi dan berenang untuk menyegarkan tubuhnya.
Selanjutnya, masih dalam perjalanan menuju Air Terjun Cepung, mata kita akan dimanjakan dengan keindahan alam berupa tebing bebatuan dan juga goa-goanya yang sangat mempesona yang terbentuk secara alami.
Di tempat ini, banyak pengunjung terlihat mengabadikan momen-momen perjalanan mereka. Sementara bila ingin melakukan pengelukatan, di seberangnya sudah terlihat tanda dan tampak sejumlah pancoran yang dikenal dengan sebutan petirtaan Nawa Ratna.
Untuk menuju air terjun, dari sini perjalanan berlanjut lagi sekitar lima menit lagi. Di sinilah, keindahan tebing-tebing yang mengapit sungai ini akan menghiasi perjalanan kita selama menyusuri Tukad Cepung. Keindahan tempat ini akan semakin terpancar saat bias sinar mentari menembus hijaunya daun pepohonan yang tumbuh subur nan masih perawan dari atas langit.
Karena itu, meski harus menempuh perjalanan yang cukup menantang, rasa lelah dan dahaga kita akan terbayar lunas dengan keindahan air terjun yang ada ditempat ini.
Ibaratnya, mata kita akan dihipnotis dengan indahnya deburan air yang sangat bening dan dikelilingi batu cadas yang alami. Keindahan air terjun ini, akan semakin mempesona lagi, ketika sinar matahari menembus dan membiaskan cahayanya yang menyebabkan air terjun ini benar-benar terlihat seperti air turun dari langit. Wow, tampak decak kagum menggumam di hati para pengunjung saat itu.
Karena itu, sejak sejumlah foto air terjun ini di unggah ke media sosial oleh para pemuda setempat, hanya dalam hitungan lima bulan, tingkat kunjungan ke tempat ini semakin membludak.
Ketua Sekea Teruna Teruni (STT) Banjar Penida Kelod, Putu Waliana menuturkan, sejatinya keberadaan air terjun ini sudah ada sejak ratusan tahun.
“Awalnya hanya iseng ngunggah foto-foto air terjun cepung ke medsos bersama teman-teman pemuda di sini. Tak disangka, banyak mendapat tanggapan positif karena keindahannya itu,” jelasnya. Sejak saat itu lah, air terjun mulai menjadi buruan para pelancong.
Buktinya, kata dia, meski baru dikenalkan, nyatanya tingkat kunjungan ke tempat ini terbilang bombastis. “Sehari-hari tingkat kunjungan sudah mencapai puluhan. Tapi kalau hari libur dan hari-hari suci, tingkat kunjungan bisa mencapai ratusan orang per hari,” jelasnya.
Para pengunjung, tidak hanya wisatwan domestik saja. Sejumlah wisatawan mancanegara juga mulai sering ke air terjun ini untuk melihat secara langsung panorama keindahan alam yang ada. Sementara itu, untuk tiket masuknya masih berupa sumbangan sukarela atau punia. “Pengunjung yang datang tak hanya domestik. Asing juga ada. Sementara tarif masuknya masih sukarela,” terangnya.
Di sisi lain, Kepala Desa Tembuku I Ketut Mudiarsa, membenarkan tingkat kunjungan ke air terjun Cepung kini mulai ramai. Melihat potensi ini, kedepan direncanakan ada pengembangan yang dilengkapi dengan awig. “Kami juga sudah koordinasi dengan desa wisata yang dekat dengan Desa Tembuku untuk pengembangannya. Itu sudah mendapat respon positif,” ujanya belum lama ini.
Wisata Spiritual
Lanjut dia, keinginannya untuk mengembangkan potensi tersebut, tak lepas dari keindahan alam yang memang sangat mendukung. Bahkan, menurut penilaian beberapa waktu lalu, air terjun Cepung tersebut menduduki peringkat ke tujuh terindah di Bali.
Bahkan diakui, rata-rata tingkat kunjungan ke Tukad Cepung sejak beberapa bulan terakhir telah mencapai ribuan.“Sejak mulai dikenal, tingkat kunjungan meningkat drastis. Bulan lalu saja, sempat mencapai seribu lima ratus pengunjung,” jelasnya.
Diakui selain mulai dikenal oleh wisatawan domestik, wisatawan mancanegara juga mulai banyak ke tempat ini. “Kalau untuk wisatawan asing, rata-rata dalam sebulan sudah mencapai seratus lebih yang berkunjung kesini,” sebutnya.
Daya tarik Tukad Cepung tidak hanya karena keindahan air terjun dan panorama tebing yang mengapitnya. Kata dia, sebagian dari pengunjung terutama wisatawan lokal, justru lebih tertarik melakukan wisata spiritual, karena keberadaan petirtaan Nawa Ratna yang terdiri dari sembilan pancoran tersebut.
Dijelaskan, Nawa Ratna dalam bahasa sansekerta, nawa berarti sembilan. Ratna berarti bunga yang identik dengan keharuman atau kebaikan. “Siapapun yang melukat dipetirtan Nawa Ratna ini, ada keyakinan bisa mengarah ke hal yang lebih baik. Yang sakit, bisa sembuh,” jelas Mudiarsa. Oleh karena itu, petirtaan ini terbilang sangat disucikan warga.
Bahkan ada keyakinan juga, masing-masing pancoran yang berderet di sepanjang goa sejauh 20 meter ini, memiliki tuah tersendiri. “Banyak yang sudah membutikan. Bahkan ada yang percaya, dengan melukat di salah satu pancoran Nawa Ratna bisa melancarkan untuk mendapatkan keturunan dan rejeki,” bebernya.
Karena itu, pada hari-hari tertentu seperti Tilem dan Purnama lokasi pengelukatan ini, ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal yang kebanyakan justru dari luar Bangli.
Kades yang juga seorang pelukis ini menambahkan, sejatinya di Desa Tembuku juga memiliki potensi alam yang lain dan berbagai produsk kerajinan yang khas untuk dikembangkan. Karena itu, ke depan ada rencana pihaknya akan menerapkan wisata paket. Hanya saja, untuk melakukan penataan, masih terbentur kendala belum masuk sebagai Desa Wisata.
“Usulan untuk menjadikan Desa Wisata sudah kita sampaikan ke Pemkab Bangli melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Sekarang mungkin masih diproses. Setelah nanti masuk Perbub Desa Wisata, penataan lebih lanjut baru bisa kita lakukan agar lebih maksimal,” tegasnya.
Dengan kondisi itulah, penataan yang dilakukan saat ini masih seadanya, yang dilakukan bermodalkan semangat para pemuda dan pemudi banjar setempat.ard
Komentar