PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Pembukaan Munaslub Partai Golkar Nyaris Rusuh

Sabtu, 14 Mei 2016

00:00 WITA

Denpasar

7301 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Badung, suaradewata.com - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar Bali, dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Bali Nusa Dua Convention Center, Sabtu (14/5). Upacara pembukaan ini, nyaris rusuh.

Kerusuhan nyaris pecah, akibat ratusan kader yang tertahan di luar gedung melakukan aksi protes. Mereka ingin memasuki area pembukaan Munaslub, namun dihalangi pihak security. Akibatnya, ratusan peserta yang berseragam kuning tersebut tidak bisa memasuki area pembukaan Munaslub.

Kondisi ini memicu aksi protes. Bahkan, aksi protes kader ini berlangsung lama. Protes mereka sia-sia, karena aparat security internal tetap kukuh pada pendiriannya.

Wakil Ketua Laskar Bali, Gung Degung, yang juga adalah Korlap Security, menjelaskan, para kader tersebut dilarang masuk arena pembukaan Munaslub. "Kami mendapat perintah langsung dari pihak aparat, bahwa setelah Presiden memasuki area Munaslub, semuanya tidak boleh masuk," tandasnya.

"Kalau ratusan kader itu tidak bisa masuk, itu bukan salah kami. Mereka tidak mau disiplin. Sudah tahu jadwal pembukaan, tapi malah datang terlambat," imbuh Gung Degung.

Ia mengaku, pihaknya tidak bisa mengizinkan ratusan kader tersebut masuk, sampai Presiden Jokowi meninggalkan area Munaslub. "Ada perintah langsung dari atasan yakni dari pihak keamanan, dimana bila RI 1 sudah masuk, maka areal Munaslub Golkar steril," ucapnya.

Tidak hanya ratusan kader Partai Golkar yang tidak bisa masuk. Salah satu anggota DPD RI Dapil Bali Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, yang datang dengan rombongan, juga tidak bisa masuk. Tampak dari kejauhan, Wedakarna sempat berdiskusi dengan pihak keamanan yang berjaga di depan pintu. Namun, tetap saja ditolak oleh pihak keamanan.

"Kita tidak mau pilih kasih. Semua diperlakukan sama. Mau pejabat, rakyat biasa, semua diperlakukan sama. Kalau terlambat ya, tetap saja tidak bisa masuk," ujarnya. Setelah dijelaskan seperti itu, Wedakarna akhirnya langsung berpamitan dan meninggalkan lokasi Munaslub. san


Komentar

Berita Terbaru

\