PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Keluarga Relakan Kepergian Brigadir Sudiarta

Selasa, 03 Mei 2016

00:00 WITA

Denpasar

5803 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Denpasar, suaradewata.com - Keluarga anggota polisi Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta (41) yang gugur dalam tugas saat melakukan aksi giat paksa pada wisatawan Perancis Amokrane Sabet, di Desa Tibubeneng pada Senin (2/5) kemarin mengaku sudah ikhlas atas kepergian Sudiarta.

Keluarga mengatakan setiap pekerjaan pasti ada resikonya. Dan Sudiarta sebagai anak telah melakukan darma baktinya di dunia. Hal itu dikatakan ayah kandung almarhum Sudiarta Anak Agung Made Sujaya (62), mengaku tidak ada firasat sedikitpun perihal kematian anak pertamanya dari empat bersaudara ini.

Ditemui di rumah duka, di Gunung Talang II Gang Mawar 4, Buana Kubu Raya, Denpasar, Selasa (3/5) 
ayah Sudiarta tampak hanya duduk termenung sambil menundukkan muka. Terkadang, dia tiduran di halaman rumahnya yang bernuansa adat Bali itu.

"Saya ihklas. Anak saya sudah di surga. Dia sudah menjalankan kewajibannya sebagai anak," lirih Made Sujaya.

Lain hal dengan istri korban bernama Ni Made Ayu Larasati (41) mengaku mendapatkan firasat sebelum suaminya itu meregang nyawa ditusuk Amokrane.

"Saya mimpi didatangi orang besar dan tumben almarhum mengajak kami sekeluarga jalan-jalan ke Taman Ujung, Karangasem kemudian melukat ke Tirta Gangga," ujar perempuan kelahiran Jakarta ini.

Sudiarta tewas dengan meninggalkan tiga orang anak, yaitu Anak Agung Raka Cempaka Devita Sari (17),  Anak Agung Made Deva Ari Gangga (15) dan Anak Agung Ketut Trisna Dewi (10).

Keluarga mengaku, Sudiarta sempat pulang ke rumah saat ada dinas malam, kemudian pagi berangkat lagi. Namun ayah almarhum mengaku tidak sempat bertemu. Diakuinya, putranya itu, tak pernah menelepon jika tak ada hal yang sangat penting sekali.

Sebelum bekerja menjadi polisi sebagai buru sergap (Buser) di Polsek Kuta Utara, Sudiarta sebelumnya menjadi petugas di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Denpasar.

"Sambil bekerja, dia memulai pendidikannya pada tahun 1997, almarhum sebelum jadi polisi bekerja di DKP," kata Made Sujaya sembari melamun.ids


Komentar

Berita Terbaru

\