Cek Rumah Bocah Hilang, Komnas PA Nyatakan Tak Layak
Senin, 25 Mei 2015
00:00 WITA
Denpasar
3556 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Anak Minggu (24/5) malam, akhirnya menyambangi kediaman Angeline (8), di Jalan Sedap Malam, Denpasar Timur.
Sekitar pukul 20.20 wita rombongan tiba dan langsung menuju kediaman Angeline yang sudah seminggu tidak diketahui keberadaannya ini. Kedatangan rombongan disambut gonggongan anjing dan terlihat ibu Angeline, Telly Margareith tampak kaget didatangi Komnas PA.
Pengamatan di lapangan juga terlihat pengamanan ketat dari beberapa personil kepolisian Polsek Denpasar Timur. Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait beserta Ketua Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Anak, Naomi Werdi Sastro, mengaku datang untuk mengatahui dan mencari keberadaan Angeline.
Mediasi yang disaksikan oleh sejumlah awak media ini awalnya berlangsung tenang dan lancar namun usai melihat kondisi di dalam rumah dan melihat kondisi kamar Angeline, Aris langsung mengatakan dengan tegas bahwa rumah ibu angkat Angeline tidak layak untuk dijadikan sebagai tempat pendidikan dan perkembangan psikologis Angelina.
"Rumah ini tidak layak, ibu ini mengira Angeline masih di Denpasar, kalau memang dia mengalami kondisi begitu kita akan ambil alih untuk pengasuhan apakah dia trauma terintegrasi kita akan melakukan upaya penyelamatan jika memang sang ibu tidak bisa mengambilnya, jadi kita harus segera temukan Angeline kita akan bertemu Polresta dan Polda esok (red, Senin 25/5)," kata Aris.
Ketika dibilang dan dituduh rumahnya tidak layak, Margareith langsung histeris dan berteriak mengatakan kata-kata yang tidak pantas. Margareith mengaku akan memindahkan Angeline ke tempat kakaknya yang lebih nyaman jika Angeline ditemukan.
"Jadi maksud bapak, rumah saya tidak layak lalu bagaimana dengan anak jalanan, jangan memojokkan saya seolah-olah tempat saya sampah, bapak bagaimana dengan anak jalanan, anak saya sudah hilang, dan saya dihujat," teriaknya keras.
Margareith dengan membabi buta mengatakan, "Saya memang punya rumah dimana-mana saya dituduh lagi, saya sakit hati anak saya sudah hilang saya dihujat lagi, semua datang kepada saya, saya tidak terima, saya sudah susah saya sakit hati, jangan ambil anak saya," teriaknya seraya dibawa ke dalam rumah lantaran dia histeris dan mengamuk.
Aris pun langsung mengklarifikasi pernyataannya dengan mengatakan bahwa apa yang dikatakannya itu berdasarkan pengamatannya langsung di rumah Margareith
"Ada satu pemahaman yang keliru dengan pendidikan teriakan oleh anak ini dan dianggap kekerasan tapi oleh ibu ini tidak dianggap kekerasan. Ini yang harus di klarifikasi, kita perlu Angeline dan saya tegaskan memang ini tempat ini tidak layak untuk anak-anak ini tidak pas sehingga dia tidak nyaman," ungkap Sirait.
Lanjut Sirait, mengatakan bahwa sebagai ibu pihaknya melihat bahwa ibu Angeline mampu untuk membuat rumah tersebut nyaman. Namun entah mengapa si ibu ini tidak melakukan atau membuat sebuah kamar yang layak untuk anak-anak seusia Angeline.
"Tadi kita lihat tempat tidurnya begitu, kita bisa ubah itu," imbuhnya. Seraya akan menyelidiki awal bagaimana proses Angeline diadopsi apakah ilegal atau tidak.
Bahkan Naomi Werdi Sastro mengatakan, dengan nada yang tinggi bahwa rumah tersebut tidak layak untuk ditempati oleh siapapun. “Jadi perlu langkah-langkah penyelamatan terhadap anak ini, dan harus sesegera mungkin ditemukan,” tegasnya.
Ditambahkan, Kapolsek Denpasar Timur, Kompol Redastra, pihaknya sejauh ini belum menemukan hasil yang signifikan. Pihaknya akan tetap melakukan pencarian dan sudah berkoordinasi dengan seluruh Polsek-polsek yang ada di Bali untuk ikut mencari Angeline. Untuk dugaan penculikan dirinya merasa tidak ada indikasi kearah tersebut. “Saya rasa bukan kasus penculikan karena hilangnya juga sangat misterius, si ibu mengaku anak itu di Denpasar berdasarkan pengamatan paranormal,” demikian Redastra. ids
Komentar