PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

PDIP Surabaya Kerahkan 2.500 Kader ke Arena Kongres

Rabu, 08 April 2015

00:00 WITA

Denpasar

4587 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Denpasar, suaradewata.com - DPC PDIP Kota Surabaya, mengerahkan 2500 kadernya ke arena Kongres IV PDIP, di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Kamis (9/4). Ribuan kader ini telah dilepas secara resmi oleh Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Wisnu Sakti dan Wakil Ketua Sukadar.


Pengerahan kader PDIP Kota Surabaya ini, dibenarkan oleh Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Sukadar, saat ditemui di Denpasar, Rabu (8/4). Menurut dia, ini merupakan mobilisasi massa terbesar sepanjang sejarah, dari Surabaya.

"Mereka menggunakan 32 bus berukuran besar, puluhan sepeda motor, dan bahkan ada yang menggunakan pesawat. Semuanya biaya sendiri. Pengurus hanya menyiapkan kendaraan untuk transportasi," papar Sukadar.

Rombongan, imbuhnya, diperkirakan tiba di Denpasar, Kamis (9/4) dinihari. Nantinya, ribuan kader 'banteng' dari Surabaya ini langsung menempati Lapangan Matahari Terbit, yang tak jauh dari lokasi kongres.

"Mereka hanya mengikuti acara pembukaan. Setelah acara pembukaan dan mengikuti pidato Ibu Megawati, rombongan akan kembali ke Surabaya dengan menggunakan jalan darat," ujarnya.

Selama berada di Bali, pihaknya menjamin tidak akan mengganggu keamanan dan ketertiban, terutama saat kongres. Sebab massa tersebut akan mengenakan kostum We Love Surabaya, sebagai identitas.

Menurut dia, kehadiran ribuan massa tersebut bukan tanpa alasan. Dari hasil Rakercab dan diperluas hingga pengurus kecamatan dan desa di seluruh Kota Surabaya, salah satu poin penting dan sudah menjadi keputusan bulat PDIP Kota Surabaya adalah soal rekomendasi agar calon pemimpin atau kepala daerah di Kota Surabaya harus berasal dari kader partai.

"Ini benar-benar aspirasi arus bawah. Kami harus menyampaikan rekomendasi ini ke kongres, terutama menekan ke rapat Komisi Politik agar calon kepala daerah harus berasal dari kader partai," ujar Sukadar.

PDIP, kata dia, harus belajar dari pengalaman di mana kepala daerah yang bukan kader partai selalu merugikan partai. "Sudah ada banyak contoh seperti Sutiyoso di DKI, Imam Utama di Jawa Timur, dan Made Mangku Pastika di Bali. Semuanya tidak ada gunanya bagi PDIP," ucapnya.

Di sisi lain, kata Sukadar, masih banyak kader PDIP yang berkualitas, yang sudah dididik bertahun-tahun namun tidak dipakai untuk menjadi kepala daerah. Untuk itu, seluruh pengurus PDIP di Kota Surabaya sampai ke tingkat desa, menginginkan agar ke depan yang menjadi Walikota Surabaya adalah kader partai.

Saat ditanya soal Walikota Surabaya Tri Rhismaharini, Sukadar secara tegas mengatakan, sampai saat ini Walikota Surabaya itu bukan kader PDIP. "Ibu Rhisma belum mengantongi KTA PDIP. Dia itu PNS. Kecuali kalau dia menyatakan mengundurkan diri dari PNS," tandasnya.

Ia menyesalkan sikap Rhisma yang hingga saat ini belum mendaftarkan diri menjadi anggota partai. Saat didesak kenapa PDIP tidak ambil inisiatif untuk meminta Rhisma segera memeroses KTA, Sukadar mengaku jika PDIP itu bukan partai pengemis.

"Kita sudah bulatkan tekad, jika yang akan bertarung ke depan harus kader partai. Ini akan didesak dalam Komisi Politik dan kalau perlu menjadi keputusan di seluruh Indonesia," tegasnya. san


Komentar

Berita Terbaru

\