Turunkan Harga Beras, Pj Bupati Buleleng Kucurkan 51 Ton Lebih Bantuan Beras

  • 17 Februari 2024
  • 20:05 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1029 Pengunjung
Pj. Bpt Lihadnyana salurkan beras yang dipusatkan di Kantor POS Singaraja, pada Sabtu (17/02/2024).

Buleleng, suaradewata.com - Penjabat (PJ) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menyalurkan bantuan pangan kepada 51.075 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Setiap KPM akan menerima 10 Kg beras sebanyak 3 kali yang akan disalurkan hingga akhir Maret 2024. 

"Upaya ini diyakinkan akan mampu menurunkan harga beras di pasaran dan meringankan masyarakat Kabupaten Buleleng." ucap Lihadnyana di sela-sela melakukan Penyaluran Cadangan Pangan Murah (CPP) Kabupaten Buleleng Tahun 2024. Dimana penyaluran pertama, dipusatkan di Kantor POS Singaraja, pada Sabtu (17/2). 

Lihadnyana mengaku bahwa dirinya terus melancarkan strategi pengendalian harga beras. Dimulai dari memperhatikan neraca pangan yang menampilkan data ketersediaan stok beras. 

"Saat ini ketersediaan stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Beras yang tergolong ke dalam volatile food (pangan yang harganya dinamis atau tidak stabil) harus dikendalikan harganya." ungkapnya.

"Bobotnya terhadap perhitungan inflasi besar. sehingga ada kenaikan harga sedikit saja, itu akan mempengaruhi inflasi. oleh karena itu, pemerintah daerah berkewajiban untuk mengendalikan harga ini," ucap Lihadnyana menambahkan.

Dijelaskan juga bahwa dirinya telah melakukan kerjasama dengan Badan Urusan Logistik (BULOG) untuk memasok Kabupaten Buleleng dengan 5 Ton beras setiap minggunya. Hal ini dilakukan untuk terus bisa mengendalikan harga. 

Saat ini, harga beras di pasaran mencapai Rp 16.000,- untuk kualitas medium. Dan hingga Rp 17.000 untuk kualitas lebih tinggi. Terkait itu, Lihadnyana menyatakan telah memberikan intruksi kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar untuk menurunkan harga beras hingga sampai Rp 14.000,- atau hingga Rp 13.500,- Dimana dengan harga beras yang terkendali, daya beli masyarakat akan terjaga.

"Saya perintahkan untuk mengendalikan harga, jangan memberatkan masyarakat dari kenaikan harga beras itu. Apalagi kita mengantisipasi Hari Raya Galungan, Hari Raya Nyepi, dan Idulfitri. Pemerintah daerah juga harus terus mengantisipasi ha-hal semacam itu. Intinya harga jangan sampai memberatkan masyarakat, titik," tegasnya.

Lihadnyana menyampaikan salah satu strategi teknis yang dilakukan untuk mengendalikan harga beras adalah membuat gerai-gerai di pasar di tempat pedagang. Sehingga kalau di pegagang harga tinggi, masyarakat bisa lari ke gerai pemerintah yang menjual harga beras dengan lebih rendah.Hal tersebut akan memperngaruhi psikologi harga di pasaran.  Terkait dengan hasil panen yang menurun, menurutnya hasil beras dari petani lokal sudah diserap oleh PD Swatantra. Selain itu, juga dilakukan kerjasama dengan daerah lain untuk saling mengisi ketika ada kekurangan atau surplus pasokan beras.

 

"Kita memetakkan kira-kira harga beras naik atau tidak. Kalau sudah ada kecenderungan naik, PD pasar harus bekerja ekstra. Tulis harga Rp13.500,- itu yang besar sehingga semua bisa lihat. Masyarakat tidak mungkin cari harga lebih mahal, pasti yang lebih terjangkau," ungkapnya.

Selain itu, Pimpinan Wilayah BULOG Provinsi Bali Sony Supriadi mengkonfirmasi bahwa pihaknya akan memasok Kabupaten Buleleng dengan 5 Ton beras setiap minggunya. Dirinya mengaku, di gudang BULOG Buleleng telah ada stok 1500 ton beras yang diperuntukkan bagi SPHP maupun untuk bantuan pangan. Jumlah tersebut diperkirakan cukup hingga Bulan Maret atau April 2024. 

"Beras SPHP adalah program BULOG dimana beras tersebut harus dijual dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram. Dengan harga maksimal per 5 kg adalah Rp 54.500,-" tutupnya. Sad/red

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER