Mendukung Penangkapan Aktivis Papua Merdeka
Selasa, 29 Maret 2022
17:10 WITA
Nasional
1547 Pengunjung
Ilustrasi, Foto/Suber: Google
Opini, suaradewata.com - Masyarakat mendukung penangkapan aktivis Papua merdeka yang selama ini meresahkan dan bertindak kriminal. Penangkapan tersebut diharapkan dapat memberikan efek jera sekaligus meredam aksi kekerasan di Papua yang selama ini dipicu Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua.
Saat masa orde baru, Organisasi Papua Merdeka (OPM) sangat gencar untuk membelot karena merasa mereka bukan bagian dari Indonesia dan Pepera (penentuan pendapat rakyat). Saat itu memang terjadi sentralisasi sehingga seolah-olah semua untuk Jakarta dan juga Jawa. Namun saat ini Papua tak lagi terlupakan karena di era Presiden Jokowi amat diperhatikan, bahkan ada frum internasional Women Twenty yang diadakan di Papua.
Akan tetapi para aktivis Papua merdeka (OPM dan kelompok lain) masih saja tidak terima dan beralasan bahwa Indonesia menjajah Papua. Padahal wilayah Bumi Cendrawasih adalah bagian resmi dari Indonesia, baik menurut hukum nasional maupun internasional. Penyebabnya karena bekas jajahan Belanda otomatis menjadi wilayah Indonesia, termasuk Papua.
Ketika ada aktivis Papua merdeka yang ditangkap maka masyarakat mengapresiasinya. Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Gustav R Urbinas menyatakan, “Pihak Kepolisian Jayapura telah menangkap 7 aktivis pro Papua merdeka tanggal 24 Maret 2022, pagi. Kedua orang dari 7 kawanan tersebut memiliki pangkat tinggi. Pertama adalah Basoka Logo, Ketua Komisi Nasional Papua Barat dan kedua adalah Buktar Tabuni, Ketua United Liberation Movement for West Papua.
Kedua kelompok tersebut terlibat di dalam kerusuhan tahun 2019 lalu di Wamena dan Kota Jayapura. Sehingga jika tertangkap maka akan bagus, karena mereka tidak akan mengerahkan anak buahnya untuk membuat pergerakan selanjutnya. Lagipula dalam penangkapan juga sesuai dengan prosedur sehingga tidak ada tindakan yang membahayakan.
Kombes Pol Gustav R Urbinas, Kapolresta Jayapura menyatakan, “Penangkapan ketujuh orang (aktivis Papua merdeka) berawal dari kasus pengeroyokan terhadap anggota yang bertugas. Para pelaku sedang melakukan pertemuan tertutup, ketika ada pengeroyokan tersebut. Sempat terjadi aksi pukul terhadap anggota.”
Masyarakat mendukung penangkapan kedua pentolan aktivis Papua merdeka dan lima anggotanya tersebut karena mereka optimis di Bumi Cendrawasih akan damai tanpa ada kelompok pemberontak. Jika saja tidak ada pembelotan maka kehidupan di Papua akan berjalan dengan normal dan tidak ada gejolak yang mengkhawatirkan.
Selama ini kehidupan masyarakat makin dipersusah oleh kelompok pembelot yang ingin membuat Republik Federal Papua Barat. Kemudian saat ulang tahun OPM di bulan desember juga ada teror dan warga dipaksa untuk mengibarkan bendera bintang kejora (lambang OPM).
Apalagi mereka berani memukul petugas padahal sedang berjaga demi keamanan rakyat Papua. Tentu tindakan ini tidak bisa dibenarkan karena aparat adalah sahabat rakyat, malah dimusuhi oleh mereka. Aparat wajar jika menangkap kelompok pemberontak karena memang sebelumnya pernah terlibat dalam kasus besar.
Oleh karena itu masyarakat terus mendukung tindakan aparat untuk mengamankan Papua. Jika ada anggota aktivis Papua merdeka yang dicokok maka amat wajar, untuk mencegah terjadinya kekacauan di wilayah Bumi Cendrawasih.
Jangan ada yang bilang bahwa penangkapan aktivis Papua merdeka melanggar hak asasi karena faktanya merekalah yang sedang melanggar HAM di Bumi cendrawasih. Para aktivis menakut-nakuti warga dengan senjata api dan tidak jarang menembakannya ke aparat.
Masyarakat mendukung penuh aparat keamanan untuk menangkap para aktivis Papua merdeka, karena memang selama ini tindakannya sudah meresahkan. Selain itu, mereka juga terlibat kasus pada 3 tahun lalu, sehingga wajar jika ditangkap. Semoga ada penangkapan selanjutnya agar Papua makin aman.
Alfred Jigibalom, Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo
Komentar