800 Hektar Sawah di Bali Kekeringan
Rabu, 09 September 2015
00:00 WITA
Denpasar
2504 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com -Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali Wisnuadhana mengungkapkan, hingga saat ini kekeringan lahan sawah di Bali mencapai 800 hektar lebih. Jumlah ini meningkat tajam dalam dua bulan terakhir, dimana pada bulan Juli 2015 jumlah lahan kekeringan di Bali baru mencapai 350 hektar.
"Memang ada lahan sawah yang mengalami kekeringan terus meningkat. Namun ini merupakan bencana nasional. Bukan di Bali saja. Kalau hanya di Bali saya pasti dimarahi, tetapi ini merupakan bencana nasional," ujarnya di Denpasar, Rabu (9/9).
Kekeringan tersebut tersebar di 5 kabupaten di Bali yakni Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung dan Karangasem. Ia meyakini jika hingga sampai dengan akhir September belum turun hujan juga, maka jumlah lahan sawah yang mengalami kekeringan akan semakin bertambah. Dari 800 hektar yang mengalami kekeringan tersebut, sekitar 120 hektar yang sudah dipastikan gagal panen. Jumlah lahan yang sudah dipastikan gagal panen tersebut terbesar berada di Kabupaten Buleleng dan Karangasem.
"Sekalipun jumlah lahan kering bertambah hingga 800 hektar namun dipastikan belum mempengaruhi produkis beras di Bali. Karena di Bali, total luas lahan sawah mencapai 26 ribu hektar. Kalau kering 800 hektar lebih maka hanya mencapai 4 persen dari total luasan yang ada. Jadi dipastikan tidak akan mempengaruhi produksi beras di Bali," jelasnya.
Menurutnya, sekalipun kekeringan diperkirakan sampai Desember nanti, namun belum tentu akan terjadi peningkatan jumlah kekeringan lahan sawah di Bali. Sebab, Dinas Pertanian Bali sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian seluruh kabupaten dan kota di Bali untuk melarang petani yang kondisinya kekurangan air agar tidak menanam padi dulu.
"Kalau tidak menanam dulu, maka tidak ada lahan sawah yang kering. Petani diharapkan bisa menanam palawija lainnya yang lebih tahan kalau tidak hujan, sehingga lahan tidak menganggur," ujarnya.
Rencananya, Pemprov Bali akan memberikan kompensasi kepada petani yang lahannya mengalami kekeringan. Kompensasi itu tidak dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk bibit dan pupuk.
"Namun kompensasi tersebut baru bisa diberikan tahun 2016 nanti. Petani yang lahannya mengalami kekeringan diharapkan segera melaporkan ke dinas terkait untuk mendapatkan kompensasi tersebut," tutupnya.
Seperti diketahui, curah hujan diperkirakan baru turun sekitar Desember. Sementara Indonesia umumnya dilanda oleh Badai El Nino, sehingga cuaca panas dirasakan hampir di seluruh daerah di Indonesia. Ids
Komentar