PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Pekerja Tiongkok di PLTU Celukan Bawang Dipantau Disnakertrans

Jumat, 21 Agustus 2015

00:00 WITA

Denpasar

2363 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Denpasar, suaradewata.com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bali berjanji akan memantau perkembangan pekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Buleleng. Pantauan terutama terkait dengan sorotan publik soal mayoritas pekerja yang berasal dari Tiongkok di pembangkit yang diresmikan 11 Agustus lalu itu.


Selain melakukan pantauan, Disnakertrans Bali juga sudah bersepakat dengan Pemkab Buleleng. Ini dilakukan, karena meskipun secara sepintas dalam peresmian PLTU Celukan Bawang itu terlihat mayoritas orang Tiongkok, tetapi sesungguhnya banyak juga yang dipekerjakan ternyata adalah warga negara Indonesia keturunan Tiongkok yang pernah bekerja di Tiongkok.

"Mereka ini yang menjadi penyambung komunikasi di PLTU itu," kata Kadisnakertrans Bali I Gusti Agung Sudarsana, di Denpasar, Jumat (21/8).

Terkait dengan pekerja PLTU Celukan Bawang yang Izin Mempekerjakan Tenga Kerja Asing (IMTA) diperpanjang oleh Pemprov Bali, jumlahnya dari 2014 hingga saat ini 191 orang. Mayoritas IMTA yang dikantongi para pekerja ini, untuk bekerja selama enam bulan.

"Saya orangnya normatif, saya bekerja sesuai aturan. Kami mengeluarkan IMTA sesuai dengan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang lintas kabupaten. Sedangkan yang RPTKA untuk Kabupaten Buleleng saja, jadi IMTA-nya dikeluarkan oleh Pemkab Buleleng," beber Sudarsana.

Data tersebut, imbuhnya, juga didapatkan dari data Kementerian Tenaga Kerja yang sistemnya sudah terkoneksi. Sudarsana menambahkan, terkait dengan kewenangan mempekerjakan tenaga kerja asing, proses awalnya menjadi kewenangan pemerintah pusat.

Pihaknya mengeluarkan IMTA sesuai data yang diturunkan dari pusat yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Namun, secara spesifik pihaknya tidak tahu terkait isi perjanjian "G to G" antara pemerintah Indonesia dan Tiongkok hingga akhirnya diputuskan mayoritas pekerja PLTU Celukan Bawang dari Tiongkok.

"Meskipun demikian, kami optimistis secara bertahap alih teknologi kepada para pekerja kita pasti akan dilakukan," tandas Sudarsana.

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan pada 17 Agustus lalu ke Celukan Bawang, tidak dipungkiri untuk jabatan-jabatan penting di PLTU tersebut dipegang oleh warga Tiongkok. Menurut dia, lewat kasus ini setidaknya dapat menjadikan pemerintah dan masyarakat lebih "ngeh" bahwa untuk adanya alih teknologi di PLTU tersebut yang diperlukan bukan hanya wacana. san


Komentar

Berita Terbaru

\