Komisi II DPRD Tabanan Soroti Kondisi Subak dan Sekolah Rusak dalam Rapat Kerja
Kamis, 10 Oktober 2024
07:41 WITA
Tabanan
1455 Pengunjung
Komisi II DPRD Tabanan Soroti Kondisi Subak dan Sekolah Rusak dalam Rapat Kerja
Tabanan, suaradewata.com – Komisi II DPRD Kabupaten Tabanan mengadakan rapat kerja bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada Rabu (9/10/2024). Fokus utama pembahasan kali ini adalah berbagai permasalahan terkait infrastruktur sekolah dan kondisi irigasi di wilayah Subak Jatiluwih, yang menjadi perhatian serius para anggota dewan.
Dalam rapat yang dihadiri oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kepala Dinas PUPRPKP, Kepala Dinas Pertanian, serta beberapa OPD lainnya, Komisi II berupaya merespons keluhan masyarakat mengenai infrastruktur yang kurang memadai, terutama di sektor pertanian. Ketua Komisi II DPRD Tabanan, I Wayan Lara, memimpin langsung rapat tersebut.
Salah satu anggota Komisi II, I Gede Made Suarjana, menggarisbawahi pentingnya perhatian pemerintah terhadap Subak di Kecamatan Penebel. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil pertanian terbesar di Tabanan, namun belum mendapatkan alokasi anggaran yang memadai dari pemerintah kabupaten maupun provinsi.
Baca juga:
Prioritas Jalan, Air dan Jembatan, Koster Nostalgia di Pelabuhan Segitiga Emas Nusa Penida
"Jika kondisi ini dibiarkan, maka ketahanan pangan Tabanan dapat terancam karena Penebel merupakan salah satu penopang pangan utama di daerah ini," tegas Suarjana.
Selain itu, kondisi infrastruktur di Subak Jatiluwih juga menjadi sorotan. Banyak saluran irigasi yang rusak dan perlu perbaikan segera. Tak hanya itu, sejumlah bangunan yang ada di kawasan Jatiluwih ditemukan tidak sesuai dengan peruntukannya, yang berpotensi membahayakan status Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.
I Nyoman Wiyarsa, anggota Komisi II lainnya, menyatakan bahwa hal ini bisa berdampak buruk pada sektor pariwisata yang mengandalkan daya tarik Jatiluwih sebagai salah satu tujuan utama di Kabupaten Tabanan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian I Made Subagia menjelaskan bahwa jaringan irigasi di Subak Jatiluwih memang memerlukan perbaikan. Salah satu masalah utama adalah bocornya aliran air dari Bendungan Jatiluwih, yang seharusnya mengairi sekitar 20 subak di sekitarnya, namun justru meluber ke pemukiman warga.
"Setelah dilakukan pengecekan oleh Dinas PU dan Balai Wilayah Sungai Bali Penida, ditemukan beberapa masalah di jaringan irigasi yang merupakan tanggung jawab pemerintah pusat," ungkap Subagia.
Rapat kerja ini diharapkan mampu menghasilkan langkah konkret untuk memperbaiki infrastruktur pertanian dan pendidikan di Tabanan. ayu/yok
Komentar